Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hello! Kali ini saya kesampaian jalan-jalan ke Bangkok, Thailand. Bersama 4 orang teman seperjalanan lainnya, kami berkeliling Bangkok selama 4 hari. Kami hanya berkeliling Bangkok, jadi seperti city tour, tidak ke daerah wisata pantai di Phuket atau Pattaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum Kota Bangkok mirip dengan Jakarta dari segi tata kota dan suasana. Satu hal yang terlihat jelas berbeda adalah Bangkok sudah memiliki sistem transportasi massal MRT (Metropolitan Rapid Transit) yang berjalan dengan baik (hore, kita tahun depan sudah bisa merasakan di negeri sendiri).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi setiap stasiun rapih, bersih, dan nyaman, serta jeda waktu kedatangan kereta yang tidak terlalu lama. Dari segi ketertiban lalu lintas, masih ada kesemerawutan kendaraan dan pejalan kaki yang hilir mudik di beberapa tempat, seperti di daerah pusat perbelanjaan, tapi masih dalam level yang wajar.
Tampilan dan wajah warga Bangkok juga mirip dengan warga Jakarta atau Indonesia secara umum. Ya semacam muka-muka Asia, ada yang tampangnya Melayu, ada yang campuran Melayu-Cina, ada juga yang (kayaknya) campuran Melayu-Eropa. Sebagian besar perempuan dan pria gaul di Bangkok yang saya lihat memiliki badan tinggi dan langsing seperti model dengan wajah seperti campuran Asia-Eropa.
Para waria (wanita-pria) atau ladyboy yang katanya terkenal cantik-cantik itu ternyata memang benar begitu. Mereka gak kalah cantik dengan para perempuan asli Thailand. Apalagi waktu itu sedang berlangsung event Elle Fashion Week di Central World, jadilah para perempuan, pria, dan waria kece Bangkok berseliweran di sana. Kayaknya orang-orang Thailand punya kombinasi ras yang paling oke se-ASEAN, deh. Haahaa!
Untuk urusan jajanan, sama halnya dengan di Jakarta, kita bisa menemukan berbagai jajanan pinggir jalan dengan mudah dengan harga terjangkau. Jajanan yang paling sering ditemui adalah berbagai jenis sate babi dan seafood dengan bumbu berupa cairan pedas.
Selain itu ada juga menu makanan pinggir jalan yang umum seperti ayam goreng ala KFC, semacam nasi rames ala Bangkok, dan berbagai olahan seafood. Ada juga mango sticky rice alias ketan dengan saos yang rasanya agak manis (gak tau namanya apa) yang disajikan dengan potongan buah mangga segar. Lalu ada coconut ice cream, yaitu ice cream vanilla yang disajikan dalam batok kelapa berukuran kecil, ditambah dengan berbagai topping seperti buah lychee, kacang merah, jelly, dan sebagainya.
Thailand juga dikenal sebagai kota mode. Maka dari itu tur keliling mall wajib hukumnya. Ada 4 mall besar yang lokasinya berdekatan, yaitu Central World, Siam Paragon, Siam Center, dan Siam Discovery. Central World, Siam Paragon, dan Siam Discovery adalah mall elite dengan toko-toko branded, sedangkan Siam Center lebih bernuansa anak muda dan urban dengan desain interior yang lebih atraktif. Oya kalo di Jakarta ada The Goods Dept, di Bangkok ada juga curated market semacam itu bernama Next to Normal dengan beberapa brand lokal dan brand luar yang belum terlalu komersial.
Sering melihat baju-baju import Thailand yang biasanya dipromosikan sista-sista di Instagram? Nah, Platinum Fashion Mall adalah gudangnya baju-baju kece. Semua barang yang biasanya saya lihat di layar Instagram, kini langsung bisa terlihat di depan mata semua. Ya kira-kira Platinum seperti ITC Mangga Dua, tapi menurut saya barang-barang di Platinum lebih bagus dan beragam.
Kalau benar-benar jeli memilih, kita bisa menemukan beberapa baju dengan desain unik dan tidak pasaran. Satu lagi tempat belanja yang tak boleh dilewatkan adalah Chatuchak Weekend Market (hanya buka di hari Sabtu dan Minggu). Area Chatuchak Market sangat luas dan terbagi dalam beberapa section. Sebenarnya terdapat plang-plang yang menunjukkan section khusus baju, souvenir, perabotan rumah tangga, atau buku, namun pada kenyataannya semua kios bercampur menjadi satu.
Suasana dan letak kios-kios di Chatuchak seperti di pasar tradisional. Di sini kita bisa menemukan kios-kios yang menjual souvenir khas Bangkok untuk oleh-oleh seperti gantungan kunci, tempelan kulkas, tas-tas tradisional khas Thailand, kaos-kaos 'I Love Bangkok', dan pashmina Thai silk.
Gak afdol rasanya kalau belum mengunjungi pagoda atau candi (wat) Buddha di Bangkok. Pagoda yang paling terkenal adalah Wat Arun yang terletak di tepi Sungai Chao Phraya. Kita bisa sampai ke tingkatan yang paling tinggi dengan menaiki tangga yang curam. Sebenarnya tidak ada bagian dalam dari Wat Arun, jadi kita hanya berjalan mengelilingi tiap tingkatan pagoda ini.
Selanjutnya adalah The Grand Palace, yaitu area istana tempat tinggal Raja Siam pada 1782-1925. The Grand Palace terdiri dari beberapa bangunan istana, ada yang dindingnya berlapis emas, ada juga yang penuh dengan oranamen warna-warni. Terakhir, ada Wat Pho atau Sleeping Buddha, patung raksasa dari emas berbentuk Buddha yang sedang tiduran miring.
Tulisan sudah tayang di dunianomaden