Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Enny Arrow, Redup Lantaran Kalah dari Video Porno

Enny Arrow tak lagi menjadi primadona lantaran perkembangan teknologi telah mendorong adegan-adegan ranjang tampil dalam bentuk yang lebih nyata

18 Oktober 2017 | 15.49 WIB

Ilustrasi Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Ilustrasi Novel Enny Arrow. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Novel Enny Arrow merupakan stensilan mesum yang populer pada 1980-1990-an. Kala itu, ia menjadi barang paling diburu di lapak-lapak buku emperan di kawasan Pasar Senen dan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Penjualannya tak terbendung meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Novel Enny Arrow tidak dijual secara terbuka di toko-toko buku kenamaan. Sejak kemunculannya pada 1970-an, transaksi jual-beli stensilan mesum itu kerap dilakukan secara sembunyi-sembunyi di lapak-lapak pedagang koran, majalah, atau buku di pinggir jalan. Cara ini terus berlangsung hingga Enny Arrow mencapai puncak ketenaran pada 1980-1990-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada akhir 1990-an, Enny Arrow terpaksa mengakhiri masa kejayaannya. Dia tak lagi menjadi primadona lantaran perkembangan teknologi telah mendorong adegan-adegan ranjang tampil dalam bentuk yang lebih nyata: audio-visual. Mula-mula muncul video porno melalui kaset laser disc. Kemudian berkembang menjadi video compact disc (VCD), digital versatile disc (DVD), dan Internet.

Sejak itu, menurut Tagor--yang sejak 1986 berdagang di tempat itu--penjualan novel Enny Arrow di Terminal Pasar Senen menurun. "Bahkan sekarang enggak ada lagi," ucapnya. Begitu juga di Pasar Baru. Junaedi, 50 tahun, petugas keamanan di Pasar Baru, mengatakan Los Mini Tapsy bubar pada pertengahan 1990-an. "Setelah itu enggak ada pedagang buku lagi," ujar Tagor berdasarkan yang dikutip dari Majalah Tempo edisi 15 Oktober 2017.

Ketenaran Enny Arrow sebenarnya tak lepas dari isi tulisan dalam setiap terbitannya. Menurut Yudi Bachrioktora, waktu itu memang sudah banyak karya sastra yang menceritakan hubungan lawan jenis. "Tapi hanya Enny Arrow yang detail bertutur tentang persetubuhan dan eksploitasi tubuh," ujarnya. Pada masa itu, di tengah keterbatasan informasi tentang hal begituan, Enny Arrow kemudian membuat anak-anak muda penasaran.

TIM TEMPO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus