Aturan main lainnya, setiap peserta belum diperkenankan membelah buah durian lainnya bila di atas meja santap masih menyisahkan kulit, biji, tisu dan jenis sampah lainnya. Bagi peserta anak-anak, mereka bisa didampingi oleh orang yang lebih tua untuk membuka dan mengambilkan buah duriannya dari meja panitia.
Untung pada sesi ke dua yang diikuti oleh hampir 100 peserta itu, tidak ada peserta yang digugurkan panitia. Mereka terlihat tertib dan antusias mengikuti permaianan hingga selesai. “Kami berlima menghabiskan 15 buah dan saya sendiri tadi bisa melahap empat durian biasa dan durian tembaga,” kata Azim Baidillah ditemui usai acara.
Peserta makan durian sepuasnya memilih sendiri buah yang akan disantap. TEMPO/Parliza Hendrawan
Azim yang juga kepala seksi Pelayanan Media dan Informasi Publik pada Dinas Kominfo Sumatera Selatan (Sumsel) memastikan ia merupakan salah seorang penggila buah durian. Sejak kecil, ia doyan berburu durian baik di kota hingga ke sentra perkebunan di pedesaaan. Alasannya, buah yang tergolong spesies durio zibethinus tersebut terasa manis dan bertekstur legit yang berbeda dengan durian jenis lainnya.
Pada musim durian kali ini saja, ia sudah mencicipi durian dari berbagai daerah di Sumsel semisal Lubuklinggau, Baturaja, Muara Enim maupun Lahat dan Tebing Tinggi. “Sebagai tipsnya makanlah durain pada saat perut belum terisi penuh karbohidrat,” ujarnya.
Sementara Ahmad Najib, panitia acara tersebut menjelaskan pihaknya menyiapkan 10.000 butir durian selama acara yang berlangsung sejak Jumat-Ahad besok. Durian tersebut katanya merupakan tanaman petani rakyat yang tersebar di berbagai kabupaten di Sumsel.
Peserta makan durian sepuasnya dalam acara festival buah dari pertanian unggulan di halaman Griya Agung Palembang. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dia berharap dengan festival makan durian sepuasnya itu, masyarakat semakin mengenal buah lokal peninggalan leluhur nusantara. Dan selanjutnya penikmat durian dapat berperan serta dalam melestarikan pohon-pohon durian baik itu diperkebunan maupun di dalam hutan.
“Kemarin saja baru jam tiga sore sudah habis sekitar 3.000 butir,” kata Najib yang juga ketua DPD Sumsel Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor.
PARLIZA HENDRAWAN