Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengenal Taiwan, seperti halnya mengenal keragaman Indonesia, bisa pilih cara ringkas. Jika di Jakarta bisa berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah, di Taiwan bisa mampir ke Formosa Aboriginal Culture Village di Yuchi, yang berada di Nantou County.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Obyek wisata di atas lahan seluas 62 hektare ini tak jauh dari danau yang populer di Taiwan, Sun Moon Lake. Bahkan ada kereta gantung yang menghubungkan dua obyek wisata ini karena Formosa Aboriginal Culture Village berada di lokasi perbukitan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Obyek wisata ini terbagi dalam lima tema. Bagi yang berlibur dengan anak-anak, ada Amusement Isle dengan berbagai wahana. Inilah area yang paling ramai, lebih mirip Dunia Fantasi bila di Jakarta. Ada juga Aladdin Plaza. Buat yang ingin santai di bawah pepohonan, ada Ti Ka Ar Rainforest atau di European Garden.
Baca Juga:
4 Pasar Malam Taiwan yang Populer Dikunjungi Wisatawan
3 Wisata di Taiwan yang Ramah Muslim
Bagi yang ingin mengenal suku dan budaya di Taiwan, tentu pilihannya berlama-lama di Aborigin Village. Bagi saya, inilah bagian yang menarik. Ternyata penghuni pertama republik ini adalah ras Polinesia, yang diduga berasal dari Pasifik.
Suku Aborigin, demikian sang pemandu di kampung wisata ini menyebutnya. Ribuan tahun lalu mereka berlayar ke Pulau Formosa. Penampilan mereka mengingatkan saya pada Suku Dayak dan Mentawai. Ada beberapa kesamaannya, termasuk detail manik-manik yang melekat pada busana tradisional mereka. Di Taiwan, suku pertama yang menduduki Formosa ini terbagi atas lima suku, di antaranya Paiwan, Thao, dan Ami. Kebetulan kampung budaya ini berada di daerah tempat suku Thao tinggal.
Seorang perempuan dari salah satu suku di Taiwan memperagakan ritual khasnya di Formosa Aboriginal Culture Village, Yuchi, Nantou, Taiwan. TEMPO/Rita Nariswari
Setiap suku digambarkan dengan jelas, termasuk model rumah dan ukirannya. Ada juga tempat ritual di masa lalu. Dinding dengan rak penuh tengkorak menjadi latar dari ritual yang dilakukan seorang perempuan dengan balutan busana tradisionalnya.
Untuk memperkenalkan budaya yang lebih lengkap, ada juga panggung dengan pertunjukan lokal. Hanya sayang, saya datang di pagi hari, sementara pertunjukan budaya diadakan di siang hari. Walhasil, cukuplah saya menengok satu per satu rumah dari kelima suku ini.
Suasana rumah adat milik salah satu suku di Taiwan, berikut cara pengobatan di masa lalu yang dihadirkan di Aborigin Village di Formosa Aboriginal Culture Village, Yuchi, Nantou, Taiwan. TEMPO/Rita Nariswari
Puas mengenal suku-suku asli di Pulau Formosa, saatnya menengok kerindangan taman-taman di kawasan wisata ini. Termasuk pohon-pohon sakuranya dan taman lavender. Untuk mengelilingi area budaya ini tentunya perlu waktu panjang, apalagi bila ingin mencoba berbagai wahana. Setidaknya waktu satu hari benar-benar harus disediakan. Tiket masuknya untuk dewasa 780 dolar baru Taiwan atau setara dengan Rp 375 ribu. Harga untuk grup dan anak-anak tentunya lebih rendah.