Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DI Yogyakarta mengumumkan telah terjadi awan panas letusan di Gunung Merapi pada 14 Oktober 2019 pukul 16.31 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum peristiwa Gunung Merapi erupsi, Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) sejak pagi menggelar acara "Kenduri Raya Sewu Jip Merayap Merapi", sebagai peringatan ulang tahunnya ke empat yang melibatkan lebih dari 1.000 jip anggota AJWLM dari berbagai merk dan varian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara asosiasi jip itu mengambil start berangkat bersama dari lapangan Boyong Kaliurang lalu lanjut ke bunker Kaliadem, yang menjadi pusat kenduri dan doa bersama warga masyarakat.
“Iya ini (letusan Merapi terjadi), pas banget acara selesai,” ujar panitia Kenduri Raya Sewu Jip Merayap Merapi, Eko Nurcahyono kepada Tempo Senin sore 14 Oktober 2019.
Eko yang juga Sekretaris AJWM menuturkan peristiwa letusan Merapi itu tak sampai mengganggu acara yang telah mereka persiapkan karena seluruh rangkaian kegiatan memang sudah selesai. “Masih aman, nggak apa-apa. Karena peristiwa itu hampir setiap hari terjadi, aman,” ujarnya.
Eko menambahkan saat peristiwa letusan Merapi terjadi pun sebagian peserta kenduri masih tetap berada di lokasi acara. Mengenai layanan jip wisata, ia menegaskan jip tetap melayani wisatawan.
BPPTKG sebelumnya mernyebut terjadi awan panas letusan di Gunung Merapi pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 16:31 WIB. Awan panas terekam di seismogram dengan durasi 270 detik dan amplitudo 75 mm. Terpantau kolom setinggi maksimal ±3.000 meter dari puncak. Angin bertiup ke arah Barat Daya.
Dalam kenduri raya itu, sejumlah acara pun digelar untuk memeriahkan HUT ke-4 asosiasi. Dari bunker Kaliadem, pasukan bergada (prajurit) dari Dusun Kepuharjo mengisi aksi kesenian Jathilan yang kemudian dilanjutkan dengan aksi simbolis pelepasan burung ke habitat asli.
“Pelepasan burung ini sebagai salah satu simbol wujud pelestarian lingkungan bagi masyarakat lereng Gunung Merapi bahwa burung menjadi mitigasi alam untuk memberikan informasi terkait aktivitas Merapi,” ujarnya.
Ribuan peserta mengikuti kenduri dalam peringatan HUT Asosiasi Jip Merapi Senin (4/10). Dok. Asosiasi Jip Wisata Merapi
Perayaan kenduri juga diiisi dengan bersih-bersih bunker Kaliadem sebagai tempat anggota AJWLM sehari-hari berkumpul melakukan aktivitas pariwisata di lereng Gunung Merapi. Selama perayaan kenduri, anggota asosiasi juga menggratiskan masyarakat yang ingin naik jip mengikuti acara ini.
Selesai acara dari bunker Kaliadem kemudian peserta kembali menuju Lapangan Boyong Kaliurang, untuk pengundian door price dan Hiburan di panggung utama.
Tidak hanya anggota asosiasi yang terlibat dalam acara ini tapi seluruh elemen pariwisata yang selama ini beraktivitas di lereng Merapi. Seperti paguyuban fotografer Merapi, asosiasi hotel dan penginapan Merapi, pedagang di lereng Merapi, hingga relawan lereng Merapi bersama sama terlibat dalam acara ini.
PRIBADI WICAKSONO