Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Indonesia Daftarkan Tiga Karya Budaya Takbenda ke UNESCO, Kebaya dan Kolintang Diajukan Bersama

Jika tiga warisan budaya takbenda itu lolos verifikasi UNESCO maka akan menambah jumlah dari 13 WBTb yang sudah terdaftar menjadi 16.

24 November 2024 | 11.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah benda dipamerkan dalam Pekan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang akan berlangsung 23-28 November 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyatakan Pemerintah Indonesia mendaftarkan tiga karya budaya untuk dimasukkan dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO. Ketiga karya budaya tersebut adalah reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi, dalam 1-2 minggu lagi hasilnya keluar," kata Fadli di Yogyakarta pada Sabtu, petang 23 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika tiga karya budaya itu lolos verifikasi UNESCO, maka akan menambah jumlah dari 13 WBTb Indonesia yang telah diakui dunia dan dicatatkan UNESCO saat ini.

"(Kalau tiga karya itu lolos verifikasi UNESCO) WBTb kita akan bertambah dari 13 menjadi 16," kata Fadli.

Meski demikian, penambahan karya Warisan Budaya Takbenda itu memang belum seberapa dibanding kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa banyak yang tercatat di Kementerian Kebudayaan saat ini.

"Kekayaan budaya Indonesia itu berupa cagar budaya peringkat nasional saja jumlahnya 228 cagar budaya. Sedangkan, warisan budaya takbenda yang telah ditetapkan di level nasional, jumlahnya 2.213 karya budaya atau warisan budaya takbenda," kata dia.

Diajukan Bersama

Pendaftaran WBTb kebaya diajukan bersama dengan negara-negara Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand sebagai simbol keberagaman budaya di Asia Tenggara. Sedangkan alat musik kolintang diajukan dengan skema ekstensi bersama negara-negara Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading.

Fadli membeberkan pengakuan UNESCO sebagai lembaga dunia bidang kebudayaan atas karya budaya yang didaftarkan ini.

"Warisan budaya yang sudah diakui oleh UNESCO, tentu saja bukan untuk sekadar mendapatkan pengakuan internasional, tapi paling penting memperkuat identitas nasional, melestarikan keragaman dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui tata kelola yang baik," kata dia.

Fadli menambahkan, Indonesia yang wilayahnya terdiri dari 17.000 lebih kepulauan dan jumlah penduduk 280 juta telah menghasilkan karya-karya dan ekspresi budaya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. 

"Indonesia sangat beragam, dan keberagaman Indonesia ini lebih besar dibanding dengan negara-negara lainnya, saya menyebutnya megadiversity atau keberagaman yang luar biasa besarnya, dan ini merupakan aset, bukan ancaman," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus