Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ini Istimewanya Vila di Bali yang Dibangun di Tebing Batu

Dari sekian banyak tempat indah di Indonesia, mengapa ada vila yang dibangun di tempat yang sulit, seperti Vila Mandala The Rocks di Bali?

8 November 2018 | 07.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mandala The Rock, Uluwatu, Bali, 5 November 2018 (TEMPO/Susan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dari sekian banyak tempat indah di Indonesia, mengapa ada vila yang dibangun di tempat yang sulit, seperti Vila Mandala The Rocks di Bali? Bayangkan, untuk menuju lokasinya saja kita harus turun curam menuruni tebing sejauh 50 meter di kawasan Uluwatu Bali. ada sekitar 200 anak tangga di tepian tebing Uluwatu itu yang mesti dijejaki.

Baca juga: Menikmati Pelukan Tebing di Uluwatu Bali, Mandala The Rocks

Vila ini dibangun mungkin karena lokasinya yang berada di kawasan dua lokasi selancar paling ikonik di Bali (padang-padan dan Bingin). Namun bisa juga karena tempatnya yang unik, yakni dikelilingi bebatuan. Lokasi dari Bandara Ngurah Rai pun hanya 45 menit (tanpa macet). Yang pasti sang pemilik Ben Jones menyebutkan Uluwatu memiliki kelebihan yang tak ada di tempat lain. “Ia memiliki energi yang sangat istimewa,” katanya.
Mandala The Rock, Uluwatu, Bali, (instagram Mandala The Rock)
Karena untuk mencapai vila ini harus melalui tangga curam, maka Jones mesti memilih bahan dengan pintar. Dan, Jones akhirnya memutuskan memilih teraso dan semen untuk membangun sebagian besar karena material tersebut mudah diangkut melalui tebing.

“Untung kami memiliki tim yang luar biasa dan bekerja lebih dari 6 bulan untuk melaksanakan pekerjaan yang dibutuhkan dengan standar sangat tinggi itu,” katanya dia.

Mandala The Rocks dirancang bekerja sama dengan perancang dari Australia James Brown. Brown ini beberapakali mendapat penghargaan, yaitu di Mexicola di Bali, juga Africola di Adelaide.
Mandala The Rock, Uluwatu, Bali, 5 November 2018 (TEMPO/Susan)
Seperti edisi mandala sebelumnya yang selalu punya ciri khas menyatu dengan lingkungannya, Mandala the Rocks juga sarat dengan simbol yang ada di lingkungannya. “Kami merancang setiap ruang untuk benar-benar merangkul dan memaksimalkan pengaruh dari sekitarnya. Di Rocks, misalnya, kami telah membangun dek yang menggantung di atas bebatuan dan pantai, dan "panjat tebing" luar di belakang vila,” ujar Jones. Sebelumnya, Jones juga membangun Mandala di Canggu Bali, yaitu Mandala The Home dan Mandala The House.

Kawasan di sekitar vila memiliki pemandangan yang menakjubkan. Maka dia merancang setiap kamar memiliki terasnya sendiri. Agar para tamu bisa menikmati panorama alam sekitarnya itu.

Efeknya, Mandala The Rocks kini seolah menjadi tempat persembunyian yang apik. Percikan warna hijau di beberapa lis bangunannya membuat rumah pantai ini seolah menyatu dengan alam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demikian juga dengan pemilihan kursi, dipilih yang berukuran besar dan terbuat dari rotan. Ditambah dengan beberapa bahan alami lainnya, anda bisa nyaman duduk di sana seraya memandang laut atau pun membaca buku yang banyak tersedia di setiap ruangan. Semua ini menyiratkan perpaduan nuansa klasik dan kontemporer khas Bali yang seimbang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUSANDIJANI (Bali)

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus