Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Jerami Jadi Simbol Petani dan Bisa Untuk Daya Tarik Wisata

Penduduk Dusun Binangun, Kecamatan Banjarmangu, Jawa Tengah mengadakan acara Binangun Jerami Festival 2019 untuk menambah daya tarik wisata.

18 Desember 2019 | 07.00 WIB

Pengunjung berpose di depan kreasi jerami berbentuk kerbau dalam Festival Jerami di Desa Banjarejo, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu, 17 Oktober 2018. Acara yang digelar untuk menarik wisatawan itu berlangsung hingga 28 Oktober mendatang. ANTARA
Perbesar
Pengunjung berpose di depan kreasi jerami berbentuk kerbau dalam Festival Jerami di Desa Banjarejo, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu, 17 Oktober 2018. Acara yang digelar untuk menarik wisatawan itu berlangsung hingga 28 Oktober mendatang. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Banjarnegara - Jerami yang merupakan batang tanaman serealia yang kering dan terpisah dari biji-bijiannya merupakan salah satu simbol dari masyarakat petani. Selain bisa diolah menjadi pupuk organik, jerami juga dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan daya tarik wisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Binangun, Desa Jenggawur, Kecamatan Banjarmangu, Jawa Tengah. Penduduk dusun itu mengadakan acara Binangun Jerami Fest 2019 untuk menarik wisatawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Setelah panen raya, warga Dusun Binangun mengumpulkan jerami dan membentuknya menjadi berbagai arsitektur. Ada jerami yang disusun menjadi replika candi, patung, dan bentuk bangunan lainnya.


Jerami yang dibentuk menjadi replika candi.

"Kegiatan ini menjadi wujud syukur sekaligus bentuk kreativitas masyarakat dengan mengusung semangat gotong royong," kata Fauzi Saputra, Ketua Panitia Binangun Jerami Festival 2019 yang berlangsung pada Oktober - November 2019.

Selain memamerkan jerami dalam bentuk arsitektur menarik, panitia Binangun Jerami Festival juga menghadirkan hiburan melalui tarian, musik, dan aneka sajian kuliner tradisional. Mereka mendatangkan seniman dari luar Banjarnegara, misalnya kelompok musik blues dari Yogyakarta. Pengunjung dikenai tiket seharga Rp 5.000 -10 ribu per orang.

Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin mendukung semangat dan kreativitas warga Dusun Binangun. "Kegiatan ini memiliki makna yang luas. Bisa menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda untuk tidak melupakan kearifan lokal di tanah kelahirannya," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus