Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-19 sejak 2020, Indonesia kehilangan kunjungan wisatawan mancanegara karena penutupan perbatasan. Hampir seluruh destinasi wisata yang ada di nusantara sepi oleh hiruk pikuk turis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Praktis, sejak awal pandemi hingga awal 2021, Indonesia hanya menerima warga negara asing dengan kepentingan tertentu, seperti pemegang visa diplomatik dan visa dinas, pemegang izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas, pemegang izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap, orang asing dengan tujuan kesehatan dan kemanusiaan. WNA yang datang dengan untuk tujuan wisata belum diizinkan untuk masuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintah pun memilih untuk menggenjot kunjungan wisatawan domestik demi memulihkan sektor pariwisata. Destinasi wisata dipersiapkan dibuka dengan penerapan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environtment Sustainibility) yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dengan mengantongi sertifikat itu, destinasi atau pelaku wisata dianggap 'layak' untuk menerima kembali pengunjung. Sebab, di sana sudah diterapkan protokol kesehatan ketat seperti penyediaan sarana sanitasi, jaga jarak dan pengawasan penggunaan masker yang bisa meminimalisir penularan virus.
Masyarakat pun mulai mendatangi tempat wisata dengan dengan menerapkan protokol kesehatan. Pariwisata mulai bergerak perlahan dengan kedatangan para wisatawan domestik. Terlebih dengan datangnya momentum libur Hari Raya Idul Fitri pada Mei lalu. Meski pemerintah melarang mudik, tapi tempat wisata tidak ditutup.
Jumlah wisatawan ke destinasi wisata di berbagai daerah mengalami peningkatan. Pelaku wisata cukup merasakan angin segar dengan kembali mendapatkan pemasukan. Bahkan dua objek wisata pantai Ancol dan Pangandaran sempat viral dengan kerumunan wisatawan.
Lonjakan Covid-19 pada Juni-Juli membuat pemerintah kembali menerapkan penutupan tempat wisata. Namun setelah kasus mereda, pemerintah mewacanakan pembukaan pintu untuk wisatawan mancanegara.
Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, pembukaan kawasan wisata untuk wisatawan mancanegara dapat dibuka secara bertahap dengan catatan angka penularan Covid-19 sudah dapat dikendalikan. Dua daerah wisata di Indonesia, yaitu Bali dan Kepulauan Riau disiapkan membuka pintu untuk turis internasional karena sudah berstatus zona hijau.
Pemerintah pun menyiapkan berbagai hal untuk kembali menyambut wisatawan mancanegara. Mulai dari menggencarkan vaksinasi Covid-19, penyediaan fasilitas kesehatan dan beragam sarana sanitasi serta mekanisme pengawasan.
Di Bali, tiga daerah dengan zona hijau diizinkan untuk menerima wisatawan, yaitu Sanur, Ubud dan Nusa Dua.
Sedangkan pintu masuk untuk wisatawan mancanegara adalah lewat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Untuk Kepulauan Riau, pemerintah mempersiapkan daerah Nongsa Batam dan Lagoi Bintan. Wisatawan mancanegara bisa masuk lewat Bandara Hang Nadim.
Pembukaan resmi dilakukan pada 14 Oktober 2021 untuk warga dari 19 negara. Namun pembukaan itu tak serta merta membuat kunjungan wisatawan mancanegara melonjak. Sepekan setelah pembukaan, belum tercatat belum ada kedatangan penerbangan internasional.
Menurut Kementerian Perhubungan, hal itu disebabkan karena maskapai yang masih menganalisis tingkat permintaan untuk berpergian ke Bali. Selain itu, masih dibutuhkan waktu untuk sosialisasi dan promosi serta persiapan wisatawan untuk berkunjung. Indonesia menerapkan sejumlah syarat, antara lain wajib mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap, hasil negatif tes PCR, ketersediaan lokasi karantina serta asuransi perjalanan.
Namun sampai akhir tahun ini, tercatat baru ada 45 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Kebanyakan pun datang lewat jalur laut, yaitu melalui kapal pesiar pribadi. Sedangkan ke Kepulauan Riau, jumlah wisatawan mancanegara yang datang jumlahnya lebih banyak. Pada Oktober 2021, ada 158 orang yang datang dan didominasi oleh warga Singapura. Kemenparekraf mencatat kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada Oktober 2021 berjumlah 151.032 kunjungan.
Saat ini, pintu masuk wisatawan mancanegara masih dibuka namun dibatasi untuk 13 negara beresiko varian Omicron yang menyebar sejak akhir November. Sedangkan WNA dari negara lain bisa datang dengan kewajiban karantina selama 10 hari.
Untuk 2022, Kemenparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara bisa mencapai 1,8 juta sampai 3,6 juta orang. “Jumlah wisman ini dulu menjadi jumlah yang selalu kita kejar dari segi angka, tapi kali kita fokuskan di pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," kata Sandiaga.
SHELAMITA AZZAHRA