Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelayaran keliling dunia selama tiga tahun kapal pesiar Life at Sea dibatalkan setelah beberapa kali mengalami penundaan. Pelayaran tersebut semula dijadwalkan berangkat dari Istanbul, Turki, pada 1 November untuk mengunjungi tujuh benua, 135 negara, dan 375 pelabuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan Miray International, pemilik Life at Sea, berjanji untuk mengembalikan uang penumpang yang telah mendaftar untuk pelayaran tersebut, yang biayanya berkisar dari US$29,999 atau sekitar Rp465 juta per tahun untuk kabin interior standar hingga US$109,000 atau sekitar Rp1,7 miliar per tahun untuk suite mewah dengan balkon besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum dibatalkan, pelayaran tersebut mengalami dua kali penundaan. Jadwal pemberangkatan yang seharusnya 1 Nobember ditunda menjadi 11 November, lalu ditunda lagi menjadi 30 November.
Penumpang terlunta-lunta
Banyak penumpang yang terjebak dalam posisi yang sulit, karena telah menghabiskan puluhan ribu dolar untuk berlayar yang sekarang dibatalkan dan mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan penggantian. Sebagian dari mereka telah menjual atau menyewakan rumah mereka sebelum pelayaran sehingga kini tak punya tempat pulang.
Seorang penumpang yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa dia dan istrinya diberitahu tentang pembatalan tersebut pada 17 November, setelah mereka tiba di Istanbul dengan rencana untuk menaiki kapal pada 11 November.
“Kami berdua ingin melihat dunia, dan sepertinya ini cara yang murah untuk melakukannya,” katanya. Harga mulai di bawah US$30.000 per tahun untuk setiap tamu berdasarkan hunian ganda ketika pelayaran diumumkan awal tahun ini, termasuk makanan, minuman, Wi-Fi, dan banyak lagi.
Mereka menghabiskan sekitar US$85.000 atau sekitar Rp1,3 miliar untuk kapal pesiar dan menjual rumah mereka di Florida untuk bisa berangkat.
Penumpang lainnya merasa sedih, marah, dan kebingungan karena pembatalan ini. “Saya merencanakan tiga tahun ke depan dalam hidup saya untuk menjalani kehidupan yang luar biasa, dan sekarang [saya] tidak punya apa-apa. Saya kesulitan untuk maju,” lanjut mereka. “Saya bangga dan merasa berani, sekarang saya tidak mempercayai siapa pun atau apa pun. Saya tahu ini akan terlewati dan kehidupan akan terus berjalan, tapi saya tidak yakin arahnya," kata dia.
Kapal dianggap terlalu kecil
Pelayaran ini menggunakan MV Gemini yang diubah menjadi LIfe at Sea, namun kemudian kapal itu dianggap terlalu kecil untuk pelayaran tersebut. Life at Sea berencana membeli kapal yang lebih besar, AIDAaura, yang akan diganti namanya menjadi MV Lara, menurut CNN. Namun, perusahaan pelayaran lain, Celestyal Cruises, membeli kapal tersebut pada 16 November.
Pada 19 November, dua hari setelah pengumuman Holmes, para tamu menerima pesan lain, kali ini dari Vedat Ugurlu, pemilik Miray International, yang juga menyatakan bahwa kapal pesiar tersebut tidak akan berangkat, menurut CNN.
Dalam pesannya, Ugurlu juga membenarkan pembatalan pelayaran tersebut karena pihak perusahaan tidak mampu membayar kapal pesiar. Dia mengklaim bahwa Miray tidak cukup “besar” untuk membeli kapal tersebut, namun perusahaan pelayaran tersebut telah mendapat persetujuan beberapa investor untuk membeli dan telah membayar uang muka kapal tersebut. Selanjutnya, para investor disebut menolak untuk mendukung lebih lanjut karena kerusuhan di Timur Tengah.
PEOPLE | USA TODAY | CNN