Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi orang yang punya jiwa petualang, perjalanan ke Antartika tentu masuk dalam daftar destinasi selanjutnya. Benua es ini adalah tujuan impian setiap pecinta petualangan. Ada dua cara untuk mencapai Antartika, melalui udara dan laut. Rute udara hanya memakan waktu beberapa jam, tetapi juga merupakan cara yang paling tidak disukai. Banyak yang lebih memilih laut untuk mencapai Antartika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jika memilih rute laut, Drake Passage atau Selat Drake adalah bagian terpenting dari perjalanan. Selain ini merupakan badan air sempit yang terletak di antara Cape Horn di Amerika Selatan dan Kepulauan Shetland Selatan di Antartika. Jalur ini juga menghubungkan Samudera Atlantik dengan Samudera Pasifik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski ini jalur yang lebih populer, bukan berarti semuanya akan baik-baik saja. Drake Passage terkenal karena perairannya yang berbahaya. Jalur laut ini termasuk di antara saluran air paling sulit di Bumi. Jalur ini memiliki lebar sekitar 1.000 kilometer dan sering diterjang badai.
Drake Passage memiliki lebih dari 800 bangkai kapal, tetapi itu tidak pernah menghentikan orang untuk bepergian ke Antartika melalui laut.
Saat angin kencang ini datang, tidak ada daratan yang bisa ditiup angin. Gelombang besar sangat umum terjadi di laut. Satu-satunya dataran di sana adalah bidang gunung es yang mengintimidasi, tetapi sangat cantik juga.
Formasi geografis yang unik ini, percaya atau tidak, sangat penting secara ekologis dan lingkungan. Perairan Drake Passage penuh dengan kehidupan laut, termasuk beragam mamalia laut, burung laut, dan spesies ikan. Jalur ini juga merupakan jalur migrasi penting bagi beberapa spesies laut. Di perairan yang luas, gunung es dan bongkahan es (bongkahan es yang mengapung) berfungsi sebagai tempat istirahat/makan bagi beberapa mamalia laut seperti penguin dan anjing laut.
Meski berbahaya, Drake Passage juga merupakan salah satu tempat paling fotogenik di dunia. Banyak ekspedisi pelayaran dan kapal pesiar menjelajah ke bentangan air yang menantang ini untuk mengalami keindahannya yang murni dan menyaksikan lanskap dan satwa liar Antartika yang menakjubkan.
Perjalanan ke Antartika dengan perahu atau pesawat bukannya tanpa risiko. Pada bulan November tahun lalu, seorang wanita Amerika berusia 62 tahun tewas di atas kapal Viking Polaris ketika gelombang besar menabrak jendela dan dia terkena pecahan kaca, menurut WCVB-TV. Empat orang lainnya dirawat karena luka ringan dalam insiden itu. Kapal juga mengalami kerusakan, dan harus berbalik dan kembali ke kota paling selatan di Amerika Selatan, Ushuaia, Argentina, tempat Alden dan sesama penumpang memulai perjalanan mereka.
TIMES OF INDIA | PEOPLE