Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terowongan Silaturahmi sebagai salah satu simbol toleransi dan persatuan umat beragama di Indonesia, resmi dibuka untuk umum pada Kamis, 12 Desember 2024. Presiden Prabowo Subianto secara langsung meresmikan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta tersebut setelah salat asar di halaman Masjid Istiqlal.
Dengan panjang 28,3 meter, lebar 4,1 meter, dan tinggi 3 meter, terowongan ini dirancang tidak hanya untuk memudahkan akses antara dua rumah ibadah yang bersejarah, tetapi juga untuk memperkuat nilai-nilai kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Pembangunan Terowongan Silaturahmi pertama kali diusulkan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, sebagai bagian dari proyek renovasi masjid pada 2020 yang didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo. Awalnya, renovasi hanya meliputi perbaikan interior dan eksterior, termasuk taman dan area parkir. Ide pembangunan terowongan muncul untuk menciptakan koneksi fisik dan simbolis antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Proyek ini dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui PT Waskita Karya, dengan anggaran sebesar Rp 38,9 miliar. Meskipun konstruksi telah selesai pada September 2021, akses publik ditunda karena diperlukan penyelesaian tambahan, terutama hiasan seni yang dirancang untuk memperkuat makna simbolis terowongan tersebut.
Selain itu terowongan ini juga menyediakan fasilitas parkir dengan kapasitas 800 hingga 1.000 kendaraan, yang dapat digunakan bersama oleh jamaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Pembangunan terowongan ini turut melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum serta kerja sama dengan pihak Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembangunan shelter di sekitar area tersebut.
Selain fungsinya sebagai jalur penghubung, terowongan ini menampilkan galeri diorama bertema "Wot Hati" atau "Jembatan Hati," hasil karya seniman Sunaryo. Diorama tersebut menggambarkan perjalanan toleransi antarumat beragama di Indonesia melalui ornamen seni yang dilengkapi dengan suara-suara simbol keberagaman agama dan pencahayaan unik yang mencerminkan semangat persaudaraan.
Terowongan Silaturahmi mendapat perhatian dunia ketika Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Dalam kunjungannya, Paus bersama Imam Besar Nasaruddin Umar secara langsung meninjau terowongan tersebut. Paus Fransiskus memberikan apresiasi tinggi terhadap proyek ini sebagai simbol kehidupan damai dan cerminan semangat persaudaraan yang dimiliki bangsa Indonesia. Ia memuji infrastruktur ini sebagai langkah konkret untuk memperkuat hubungan lintas agama.
Dalam pidato peresmian, Prabowo menegaskan bahwa terowongan ini adalah wujud nyata dari semangat persatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia. Ia menyoroti bahwa bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya yang berbeda, tetapi memiliki cita-cita bersama untuk menciptakan masa depan yang damai dan bahagia bagi seluruh rakyatnya. Menurutnya, Terowongan Silaturahmi menjadi simbol bagaimana perbedaan justru menjadi perekat bangsa.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Menteri PU Jelaskan Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral yang Telah Resmi Dibuka untuk Umum
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini