Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Liburan dengan menggunakan kapal PELNI memang memabukkan bagi yang suka mabuk laut. Tapi benar-benar hemat di kantong, terutama di destinasi wisata yang jauh dan mahal jika dijangkau dengan menggunakan pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nah, ke Labuan Bajo memang salah satu bucket list yang saya tidak duga bisa diwujudkan dalam tahun 2018. Bermula kenal dengan kak Fika Maret lalu setelah melihat postingan dia, akhirnya dengan SKSD saya DM dia Instagramnya. Eh ternyata kita datang ke event yang sama pada April. Bulan Mei, saya janjian sama temen-temen saya dan mengajak doi juga. Kak Fika mengajak saya ke Labuan Bajo dan rencana itu terlaksana di bulan September.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kami ingin ke Labuan Bajo dengan biaya minim. Kami pun membeli tiket kereta ke Surabaya. H-30 planning tiba-tiba berubah setelah liat storynya @backpackersopan. Dia naik kapal PELNI dari Bajo ke Bali. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kita langsung memutuskan untuk naik PELNI dari Bali. Kebetulan juga gue menang give away tiket PP Bali jadilah memilih Pelabuhan Benoa ke Labuan Bajo PP dengan harga 500rb dengan lama perjalanan kurang lebih 25 jam yang bisa di pesan di websitenya PELNI.
Keberangkatan dari Bali ke Bajo nggak pakai transit, jadi langsung dan juga kapalnya nggak terlalu ramai. Gue dan kak Fika bener-bener enjoy selama di kapal walaupun tidurnya harus bercampur dengan orang lain. Spot favorite kita duduk manja di badan belakang kapal, sambil ngeliatin pemandangan sekitar. Setiap ada pengumuman makan, wah gue sama ka Fika langsung ngantri ambil makan! Selama di PELNI kita makan 3x sehari dengan menu seadanya. Jangan lupa bawa abon dan bon cabe biar berasa makannya euy. Karena lauknya seadanya aja. Tapi lumayan untuk harga kurang lebih Rp 250 ribu, dapat makan selama berlayar jadi cukup menekan pengeluaran.
Untuk toilet, well jangan lupa bawa tisu basah dan tisu kering. Toiletnya agak-agak gitu deh! Hahaha susah dijelasin. Intinya tau sendiri lah toilet umum yang dipakai bareng-bareng. Gue sama ka Fika nggak mandi, karena agak kurang nyaman. Jadi kita memilih untuk mandi saat sampai di hostel di Bajo.
Asli ini paling absurd sih, karena gue sama ka Fika nggak sadar kalau kita salah pilih tanggal. Karena pelayaran ke Bali kali ini di mulai dari Makassar, serta transit di Bima dan Lombok yang tentunya memakan waktu lebih banyak.
Kita beli tiket PELNI nggak jauh dari hostel, mulanya kita pikir bisa beli di pelabuhan taunya nggak! Akhirnya ka Fika langsung naik ojek ke counter PELNI, untungnya dekat. Asli sih ini panik, terlebih sudah waktunya keberangkatan tapi kapalnya belum ada. Karena untuk ke Jakarta kita flight jam 11 malam.
Sejam kemudian, kapalnya datang. Isinya penuh, bau, dan sangat tidak nyaman. Beda banget sama kapal sebelumnya. Salah banget sih karena nggak sadar kalau ini kapal transit. Akhirnya kita memilih untuk sewa kamar.
Setelah ngobrol sama petugas, harga kamar yang avail itu 1juta! Gila aja. Akhirnya kita ngobrol sama petugas lainnya, di suruh nunggu sampai ke Bima bersama seorang bapak-bapak yang ingin sewa kamar juga.
Jam 2, kapal sampai di Bima, bapaknya nyamperin dan nyuruh bergegas untuk pindah ke kamar. Pas sampe di kamar, nanya harga taunya 400rb. Padahal waktu Bali - Bajo kita sempet ditawarin 200rb satu kamar. Eh nggak lama, bapaknya tadi manggil petugas tersebut dan bayarin kamar kita. Baik banget dong! T_T jadilah kita sewa kamar gratis. Yay
Kamar di kapal ini asik banget. Di sediain minum, kasur yang pasti toiletnya pribadi dan nggak nyampur. Jadi jauh lebih nyaman.
Honest Review
Menurut gue perjalanan menggunakan PELNI ini asik banget, soalnya lebih menikmati perjalanan, gak ada sinyal, lihat pemandangan yang indah dari kapal, dsb. Tapi kekurangannya memang makan waktu banget, nggak rekomen buat yang punya waktu cuti minimalis.
Tapi nggak ada salahnya kan sekali-kali mencoba berlayar pakai PELNI? Ada yang pernah nyoba pakai PELNI sebelumnya?
Tulisan ini sudah tayang di Mardiaheyyy