Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, mulai kembali bangkit. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Hadi mengklaim saat ini daerah terdampak gempa, seperti Gili Trawangan dan Mataram, mulai disambangi wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Gili Trawangan, rata-rata okupansi hotel sudah 35 persen," kata Lalu saat dihubungi Tempo pada Minggu, 7 Oktober 2018. Angka ini dinilai lumayan daripada Agustus lalu yang nol persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gili Trawangan merupakan pulau kecil di Lombok yang terhitung paling parah terimbas gempa. Musababnya, sampai 10 persen amenitas alias hotel rusak terkena guncangan.
Selain Gili Trawangan, kawasan Senggigi di Lombok Barat dan Mataram juga terhitung menjadi daerah paling terdampak. Lalu mengatakan sejumlah hotel sampai harus mengadakan hot deals besar-berasan untuk menarik wisatawan kembali.
"Misalnya menawarkan paket menginap gratis yang diundi," tutur Lalu.
Saat ini, sama seperti di Gili Trawangan, kondisi hotel di Mataram dan Senggigi sudah mulai terisi wisatawan. Bahkan, angka okupansi untuk beberapa hotel mencapai 70 persen pada September kemarin. Misalnya Hotel Santika dan Hotel Aston.
"Ini sebagai sinyal beberapa bulan menjelang akhir tahun situasi sudah mulai bagus, hotel sudah mulai bangkit," ujar Lalu.
Lalu memprediksi, angka okupansi akan normal pada akhir tahun. Para pengelola hotel pun akan memanfaatkan momentum libur akhir tahun untuk menggaet kembali wisatawan. Adapun pada Januari, situasi pariwisata Lombok seluruhnya disinyalir bakal normal seeprti sebelum gempa.