Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemilihan Iqbaal Ramadhan sebagai Minke dan Mawar Eva de Jongh untuk memerankan Annelies dalam film Bumi Manusia bukan tanpa sebab. Menurut sutradara Hanung Bramantyo, keduanya merupakan ikon generasi milenial masa kini yang sama dengan Minke dan Annelies yang menjadi ikon generasi modern pada masa 1890-1918.
Baca: Mawar De Jongh Senang Bisa Bareng Iqbaal Ramadhan di Bumi Manusia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada masa Minke itu, kata “modern” pertama kali muncul, yang juga dimunculkan dalam novel karya Pramoedya Ananta Toer itu. “Minke itu generasi milenial kalau zaman sekarang. Seperti Iqbaal dan Mawar. Modern kalau saat itu yang mengalami gegar kebudayaan,” kata Hanung di Studio Alam Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Kamis malam, 24 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Itu ditandai dengan penolakan Minke pada atribut-atribut yang menunjukkan posisinya sebagai pribumi. Minke lebih suka mengenakan pantalon ketimbang beskap. Lebih suka mengenakan celana panjang daripada kain jarit.
“Persis anak milenial saat ini. Jadi saya enggak perlu ngasih Iqbaal buku tebal. Dia sudah milenial. Tinggal saya kasih baju, sudah jadi Minke. Bahasa Inggris jadi diganti Bahasa Belanda,” kata Hanung.
Dalam novel Bumi Manusia pun disebutkan umur Minke 20 tahun dan Annelies 17 tahun, yang notabene adalah anak-anak muda seperti Iqbaal dan Mawar. “Saya enggak mau meleset (memilih aktor). Pram (dalam Bumi Manusia) sedang bicara gejolak anak muda,” kata Hanung.Bumi Manusia 3: Sutradara Hanung Bramantyo memotong tumpeng untuk pemeran Annelies, Mawar Eva de Jongh menandai akan dimulainya syuting film Bumi Manusia pada Juli mendatang di Studio Alam Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Kamis, 24 Mei 2018 malam. (Tempo/Pito Agustin)
Dalam novel pertama dari tetralogi Pulau Buru itu, peran Minke digambarkan sedang tumbuh. Sama seperti sejarah perjuangan Indonesia yang bergerak maju hingga mencapai kemerdekaan.
Selain itu, pemilihan Iqbaal tak lepas dari kesuksesannya memerankan sosok Dilan dalam film Dilan 1990. “Dilan adalah salah satu momentum film Indonesia yang disambut generasi milenial,” kata Hanung.
Adapun Annelies adalah sosok anak perempuan yang lahir dari rahim ibu yang notabene pribumi dengan ayah yang seorang Belanda. Dia adalah gadis yang dalam posisi lemah dan didiskriminasi.
Mawar, perempuan muda yang juga blasteran Medan-Belanda, dinilai cocok memerankan Annelies. “Karakter yang kuat dari matanya,” kata Hanung, yang ingin menggambarkan sorot mata anak perempuan yang lembut, tapi tidak berdaya.
Mawar Eva mengaku telah membaca novel Bumi Manusia. Dia melihat karakter Annelies menantang. “Annelies itu pribumi enggak, Belanda juga enggak. Tapi dia ingin menjadi pribumi,” katanya.