Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menelusuri DNA Atlet Ski Jepang di Museum Ski Otaru

Museum Ski Otaru menampilkan sejarah panjang ski di Jepang. Ski modern di Jepang dibawa oleh orang Eropa.

26 Oktober 2019 | 16.00 WIB

Museum Ski Otaru di lereng Gunung Tengu, yang merekam sejarah ski di Jepang dan Otaru. Foto: hokkaidoguide.com
Perbesar
Museum Ski Otaru di lereng Gunung Tengu, yang merekam sejarah ski di Jepang dan Otaru. Foto: hokkaidoguide.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Hokkaido - Berkunjung Sapporo, jantung Hokkaido, sebaiknya memang saat musim dingin. Di kota itu, terdapat Tenguyama atau Gunung Tengu. Ketinggiannya hanya 533 meter di sebelah barat daya kota Otaru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepintas tak ada yang istimewa dari gunung ini. Dari lerengnya, bila malam hari, terlihat lanskap Hokkaido yang bermandi cahaya. Namun, datang ke Gunung Tengu saat musim dingin, Anda menemukan surga bermain ski. Berbagai situs berita pariwisata kerap memasukkan Gunung Tengu ke dalam 10 destinasi wisata musim dingin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di mata penggemar ski dunia, Gunung Tengu, sangat mudah menjangkaunya dari Sapporo. Fasilitasnnya pun lengkap. Resor-resor skinya juga mewah, dan memiliki beragam penginapan. Namun, bila bertandang saat bukan musim dingin, Anda bisa mengunjungi Otaru Ski Museum. Di sela-sela Tokyo Motor Show 2019, TEMPO menyempatkan diri mengunjungi Otaru Ski Museum di lereng Gunung Tengu. 

Museum Ski Otaru menyimpan pula topeng-topeng makluk astral dalam mitologi masyarakat Hokkaido. TEMPO/Suseno

Museum ini bukan hanya merekam sejarah Tenguyama sebagai destinasi ski dunia, namun juga atlet-atlet hebat ski yang lahir di Otaru, yang kemampuannya diasah di lereng Gunung Tengu. Bahkan, di museum ini masih disimpan papan ski yang dibuat dari kayu yang kasar – malah mirip bakiak atau sandal kayu raksasa. Papan ski itu berasal dari era para shogun. Sementara, teknik ski modern diperkenalkan oleh Mayor Theodor Edler von Lerch dari Kerajaan Austro-Hungaria.

Mulanya, Lerch datang ke Jepang pada 1911, dengan tugas mengamati militer Jepang, yang baru saja mengalahkan Rusia. Namun, ia justru malah bekerja keras melatih pasukan Jepang untuk bermain ski, “Saya sampai tak tahu diutus sebagai pengamat atau pelatih ski,” ujarnya.

Selain itu, Lerch memang terbius keindahan Gunung Hakkoda. Sebagai mitra berlatih atlet ski kenamaan Eropa Matthias Zdarsky, ia tak bisa menolak lereng-lereng bersalju Gunung Hakkkoda. Dari Lerch inilah pengetahuan bermain ski gaya Alpen Austria menyebar ke kalangan sipil, termasuk di Kota Otaru. Sebagai pengingat jasa Lerch, fotonya yang sedang mengajar ski, terpampang di Museum Ski Otaru.

Museum Ski Otaru menyimpan sejarah ski, dari zaman para Shogun hingga keberhasilan atlet-atlet ski dari Kota Oteru. TEMPO/Suseno

Berkat popularitas teknik ski yang diajarkan Lerch, Otaru menjadi kota yang pertama memiliki klub ski, dengan kehadiran Otaru Ski Club pada 1921. Lerch bahkan diundang ke Otaru, untuk menyaksikan All Japan Ski Championship pada 1923. Kehebatan para atletnya, membuat Lerch menyebut Otaru adalah Mekkah untuk penggemar ski.

Museum Ski Otaru juga menyimpan topeng-topeng makhluk astral berhidung panjang, yang berkaitan dengan budaya Hokkaido. Bertandang ke museum yang didirikan pada Desember 1981 ini, pengunjung akan memahami sejarah ski di Jepang dan budaya di Hokkaido sekaligus. 

 

Suseno

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada 1998. Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini menempati posisi redaktur di desk Hukum dan Kriminal. Aktif juga di Tempowitness sebagai editor dan trainer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus