Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menyambangi Museum Petilasan Mbah Maridjan yang terletak di Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta Selasa 3 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam perjalanannya menuju Museum Petilasan Mbah Maridjan, Fadli Zon dan rombongan menggunakan jeep lava tour.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fadli menuturkan ingin melihat dan mengetahui secara langsung bagaimana kondisi dan proses dibangunnya Museum Petilasan Mbah Maridjan sebagai Museum Tematik.
"Museum ini penting baik dari sisi history, juga menjadi sebuah pelajaran yang berharga, literasi dan edukasi khususnya untuk masyarakat sekitar kawasan Gunung Merapi," katanya.
Fadli mendorong pemerintah melalui Dinas Kebudayaan Sleman serta pegiat museum mengembangkan museum itu. Salah satunya mendigitalkan koleksinya. "Agar masyarakat Indonesia secara lebih luas bisa mengenang sejarahnya," kata dia.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menyambangi Museum Petilasan Mbah Maridjan yang terletak di Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa, 3 Desember 2024. Dok. istimewa
Sejarah Museum Petilasan Mbah Maridjan
Setidaknya dua museum mini berdiri di kawasan Cangkringan, Sleman, salah satu lokasi terparah yang terdampak letusan Gunung Merapi terjadi pada 26 Oktober 2010 silam.
Saat itu, wedhus gembel alias awan panas dan lahar yang merah menghabiskan hutan pepohonan yang hijau di kaki gunung, hingga melewati rumah penduduk desa asli Kepuharjo Cangkringan dan sekitarnya. Tidak hanya rumah yang habis terbakar, letusan gunung Merapi juga menelan ratusan korban jiwa dari berbagai kalangan usia.
Memori bencana alam atau letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 itu dikenang warga dengan membuat museum-museum mini sebagai jejak sejarah. Seperti Museum Mini Sisa Hartaku atau The House of Memory dan juga Museum Petilasan Mbah Mardijan.
Meski sama-sama berada di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan lereng Merapi dan bertema bukti kengerian erupsi, keduanya berbeda lokasi dan koleksi.
Museum Mini Sisa Hartaku yang lokasinya di Dukuh Kepuharjo berisi peninggalan sisa barang rumah warga bernama Sriyanto. Harta benda seperti tv, radio yang sudah meleleh, rangka sepeda, rangka motor, ember, jam dinding, gamelan, dan barang-barang lain hingga rangka hewan ternak milik penduduk juga terpajang di museum ini. Termasuk foto-foto saat kejadian erupsi ditempel di dinding museum.
Sedangkan Museum Petilasan Mbah Mardijan berada di Dukuh Kinahrejo. Museum ini merupakan lokasi ditemukan jasad juru kunci itu dalam keadaan bersujud saat dilanda wedhus gembel Merapi.
Di dalamnya ada koleksi bukti kedahsyatan erupsi Gunung Merapi kala itu. Seperti foto erupsi, lantai rumah asli Mbah Maridjan, tulang-belulang korban erupsi, gamelan, perabotan masyarakat, motor, serta mobil yang diterjang awan panas.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa
mengatakan segala upaya yang dilakukan untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Sleman, salah satunya pelestarian museum.
"Kami berharap kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Pemkab Sleman ini segera terwujud sehingga dapat semakin meningkatkan potensi yang dimiliki Kabupaten Sleman," kata dia.