Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mengenal Ruteng Pu'u, Kampung Adat di Flores yang Dikunjungi Capres Ganjar Pranowo

Selain kekayaan alamnya, Kampung Adat Ruteng Pu'u juga terkenal akan sejarah dan kekayaan budayanya.

30 Januari 2024 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo sempat berkunjung ke Kampung Adat Ruteng Pu’u pada Jumat, 26 Januari 2024. Kampung adat yang berlokasi di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut rupanya merupakan salah satu kampung tertua di Ruteng, yang masih terjaga eksistensinya hingga saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terletak kurang lebih empat kilometer dari pusat kota, rute darat menuju Kampung Adat Ruteng Pu’u sudah diaspal dan dapat diakses hanya dengan sepuluh sampai lima belas menit berkendara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lokasi Kampung Adat Ruteng Pu'u dikelilingi oleh keindahan alam yang memukau. Perbukitan hijau dengan hutan kopi dan sawah-sawah yang terhampar memberikan pemandangan yang memesona. Keberadaan kampung ini menciptakan harmoni antara manusia dan alam, menciptakan pengalaman wisata yang sayang untuk dilewatkan.

Selain kekayaan alamnya, Ruteng Pu’u juga terkenal akan sejarah dan kekayaan budayanya. Berdasarkan pariwisata.manggaraikab.go.id, kata "ruteng" artinya “pohon ara”. Dapat dikatakan bahwa asal mula penamaan kampung ini didasarkan pada banyaknya pohon ara yang ada di sekitar kampung. 

Rumah adat Ruteng Pu'u

Salah satu daya tarik yang dimiliki kampung ini adalah rumah adatnya yang biasa disebut dengan mbaru niang. Rumah adat ini memiliki atap dari ijuk atau rumput kering berbentuk kerucut khas suku Manggarai. Rumah adat Ruteng Pu’u memiliki halaman yang luas yang biasa digunakan sebagai tempat masyarakat setempat berkumpul dan beraktivitas.

Di antara rumah-rumah adat yang ada di sana, terdapat dua mbaru niang utama yang dinamai dengan Mbaru Tambor sebagai hunian para pria dan Mbaru Gendang untuk para perempuan. Keturunan suku Manggarai yang tidak lagi muat untuk tinggal di dua rumah utama akan mendirikan rumah-rumah mereka di sekitar Mbaru Tambor dan Mbaru Gendang.

Ritual adat musim panen

Selain itu, masyarakat Ruteng Pu’u juga memiliki tradisi ritual ketika musim panen tiba. Biasanya mereka mengadakan ritual dengan mengorbankan sapi atau kerbau yang diikat di compang, yaitu altar batu di tengah-tengah permukiman warga yang memang sengaja dibangun mengelilinginya.

Kekayaan alam dan budaya yang ada di Kampung Adat Ruteng Pu’u juga diimbangi dengan keramahan penduduknya. Tidak peduli orang dewasa maupun anak-anak, masyarakat Ruteng Pu’u akan menyambut dengan baik wisatawan yang berkunjung untuk belajar lebih banyak mengenai suku Manggarai yang tinggal di sana beserta adat istiadatnya.

HANIN MARWAH NURKHOIRANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus