Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki jutaan tradisi di dalamnya. Setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang berbeda dengan daerah lain, baik dari segi pelaksanaannya maupun maknanya. Salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan tradisi adalah di tanah Papua. Papua merupakan sebuah pulau dengan ribuan suku dan tradisi yang terkandung di dalamnya. Beberapa diantaranya adalah suku Dani dan suku Asmat merupakan suku asli Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khusus suku Dani sebagai suku asli Papua memiliki berbagai macam tradisi yang diwarisi dari nenek moyang sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu tradisi suku Dani yang paling ekstrem dan bisa dibilang berbahaya adalah tradisi potong jari atau tonjolan ike. Bagi suku Dani, tradisi ini merupakan tradisi yang memiliki makna tersendiri sebagai simbol berkabung ketika salah satu anggota keluarga meninggal dunia. Rasa sakit kehilangan satu jari tersebut melambangkan bahwa sebuah kematian menjadi duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Tradisi potong jari ini, di tanah Papua, Indonesia merupakan salah satu dari fakta mengikat “sampai maut memisahkan” dan ikatan keluarga yang terhormat. Kematian yang terjadi pada orang tersayang membawa luapan emosi di mana kesedihan adalah penderitaan emosional.
Namun, bagi perempuan suku Dani, duka cita emosional tidak berhenti sampai disitu, melainkan menyatu dengan penderitaan jasmani. Mengutip dari laman Guardianng, perempuanlah yang melakukan dalam tradisi memotong jari ini. Jari-jari perempuan yang dipotong dalam tradisi ini melambangkan duka cita akibat kematian seseorang yang dicintai.
Pemotongan jari dilakukan hanya dengan keyakinan akan apa yang diwakili oleh jari-jari tersebut bagi suku Dani. Dalam suku Dani sendiri, jari berarti kekuatan dan persatuan. Ketika jari-jari bersatu dan bekerja sama, ketidakmampuan untuk berfungsi dengan baik hanya dengan beberapa jari saja melambangkan kehampaan dan kekuatan keluarga yang semakin berkurang.
Seperti dikutip dari /jurnal.unismuhpalu.ac.id, tradisi yang memiliki nama lain iki palek ini umumnya merupakan ritual khas yang terjadi selama proses berduka dan biasanya dilakukan oleh kerabat dekat lainnya. Keyakinan suku Dani terhadap pemotongan jari secara ritual dianggap dapat menjauhkan semangat gelisah dari almarhum. Bahkan, beberapa bayi perempuan pun tidak terhindar dari tradisi ini, karena beberapa ibu menggigit jari-jari anak mereka dengan keyakinan bahwa hal itu membatasi cara hidup mereka.
Persepsi seperti itu juga meyakinkan mereka bahwa dengan menggigit jari anaknya, itu akan memperpanjang umur mereka. Meskipun demikian, sebagian besar wanita yang lebih tualah yang jarinya putus.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju momen tradisi ini perlahan tergerus. Lunturnya tradisi ini juga akibat larangan dari pemerintah Indonesia dikarenakan alasan Hak Asasi Manusia (HAM). Meskipun tradisi ini sudah mulai memudar, bukti nyata dari adanya tradisi potong jari sebagai simbol berkabung dapat ditemukan pada tetua adat yang sebagian besar telah kehilangan jari tangannya karena dipotong.
Pilihan Editor: Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka