Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki lebih dari 50 taman nasional, salah satunya adalah Taman Nasional Alas Purwo yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Kawasan yang dulunya berstatus Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan ini memiliki berbagai titik yang dapat dikunjungi untuk berwisata. Mulai dari hutan yang dapat dijelajahi, pengamatan tumbuhan dan satwa liar, pantai yang berpasir putih, ombak yang dapat diselancari hingga wisata ziarah ke situs-situs yang dianggap mistis oleh warga sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu titik wisata yang ditawarkan di Taman Nasional Alas Purwo adalah Pantai Triangulasi. Pantai Triangulasi terletak tiga kilometer dari pintu masuk taman nasional. Di dekat pintu taman nasional juga terdapat pilihan jalan untuk menuju Pantai Ngagelan dan Bedul. Di Ngagelan merupakan tempat penetasan telur penyu semi alami. Sementara di Bedul terdapat hampir 27 jenis mangrove yang membentang di tepi Segara Anakan.
Di Taman Nasional Alas Purwo, akses jalan masih agak sulit. Jalan untuk menuju Taman Nasional Alas Purwo masih banyak yang belum diaspal. Namun hal itu bukanlah hambatan jika menyukai tantangan. Melintas menuju Pantai Triangulasi, Sobat Traveler disuguhkan dengan lebatnya hutan hujan dataran rendah yang membentang di sisi kiri dan kanan jalan. Tempat peribadatan umat Hindu, Pura Luhur Giri Salaka juga terdapat di sebelah kiri jalan.
Memasuki Pantai Triangulasi, di sebelah kanan jalan terdapat guest house yang disewakan oleh pihak taman nasional. Jalan yang awalnya didominasi tanah dan batu-batu kecil kini berganti dengan pasir. Ombak laut pun bak menari-nari menyambut para pengunjung. Gemuruhnya pun tak mau kalah bernyanyi. Menurut petugas Taman Nasional Alas Purwo, pantai ini hampir jarang dikunjungi kecuali jika musim liburan yang didominasi oleh wisatawan yang datang secara rombongan atau wisatawan yang menginap di guest house. Cukup disayangkan dengan keindahan yang disuguhkan di ujung timur Pulau Jawa ini.
Pasir di Pantai Triangulasi ini tergolong putih. Butiran pasirnya sangat halus. Namun yang keindahan pantai ini agak terganggu dengan sampah yang terbawa dari laut. Juga oleh ranting-ranting pohon. Secara keseluruhan, pantai ini dapat digolongkan sebagai potensi wisata yang menarik jika dikelola dengan baik. Senada dengan ucapan Satria yang juga pertama kali mengunjungi pantai ini, “Ini pantai kalau dikelola dengan baik, bagus nih buat pariwisata di Jawa Timur. Tapi sayang begini ya.” Apalagi sudah ditunjang dengan fasilitas penginapan di dekat pantai. Satu hal yang perlu diperbaiki adalah fasilitas tempat bersantai yang ada di dekat pantai yang telah rusak.
Berada di Pantai Triangulasi, Sobat Traveler tak diperbolehkan melakukan aktifitas mandi di laut layaknya jika berada di Pantai Utara Jawa. Pantai Triangulasi yang berada di selatan Pulau Jawa mempunyai ombak yang sangat besar dan siap menarik siapapun yang mencoba berenang. Cukup menyusuri sepanjang garis pantai, Sobat Traveler dapat menikmati keindahan pantai dan juga dapat menghirup udara yang bertiup. Selain itu jika beruntung, Sobat Traveler dapat melihat rusa-rusa yang merapat ke pinggir laut untuk minum. Dapat dibayangkan bukan betapa sepinya pantai ini hingga hewan-hewan dapat menampakkan dirinya.
Jika mengunjungi Pantai Triangulasi, Sobat Traveler harus mentaati peraturan yang telah ditetapkan pihak taman nasional. Pengunjung dilarang menebang, mengambil, memotong, menangkap membunuh, mengangkat segala jenis tumbuhan dan hewan baik yang hidup dan mati, Yang kedua menanam, menebar, membawa segala jenis tumbuhan dan hewan dari luar kawasan. Itulah peraturan yang ditegakkan untuk melindungi flora dan fauna di kawasan taman nasional. Sebenarnya hal ini juga merupakan etika yang harus diperhatikan jika berkunjung ke tempat wisata manapun.
Tulisan ini sudah tayang di Inisayadanhidupsaya