Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beberapa kali tertunda, Grand Egyptian Museum akhirnya dibuka untuk uji coba bagi pengunjung mulai Rabu, 16 Oktober 2024. Museum ini akan menjadi museum arkeologi terbesar di dunia. Terletak di luar Kairo, Mesir, tepatnya di seberang piramida Giza, pembukaan museum ini sudah dinantikan sejak 2012.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum ini belum sepenuhnya dibuka secara resmi. Pembukaan uji coba hanya untuk 12 aula gedung. Uji coba ini akan membantu mempersiapkan pembukaan penuh dengan mengidentifikasi masalah operasional, termasuk bagian-bagian museum yang mungkin menarik banyak pengunjung.
Ditunda selama 12 tahun
Museum ini awalnya direncanakan beroperasi mulai 2012. Namun, beberapa faktor telah menyebabkan penundaan pembukaan museum. Pertama, biaya pengerjaan yang begitu besar. Museum Agung Mesir menghabiskan biaya lebih dari $1 miliar atau sekitar Rp15,5 triliun selama 20 tahun pembangunan. Selain itu, penundaan juga disebabkan ketidakstabilan politik di negara itu dan terakhir karena pandemi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulai tahun 2022, museum mengadakan tur terbatas di beberapa bagian situs akan diizinkan untuk menguji pengalaman pengunjung dan kesiapan operasional museum. Menurut situs resmi museum, pembukaan secara penuh museum ini akan dilakukan akhir tahun.
Menyimpan 100.000 objek
Museum ini akan menjadi rumah bagi 100.000 objek yang mengejutkan termasuk artefak dari makam Raja Tutankhamun, yang berasal dari tahun 700.000 SM. Setiap aula berisi objek dan seni yang diklasifikasikan berdasarkan dinasti, dan galeri utama membentang dari Kerajaan Lama (2649-2130 SM) hingga Periode Menengah Ketiga (1070-664 SM), menurut Al Jazeera. Namun, pengunjung kini baru dapat melihat berbagai objek mulai dari patung firaun hingga sarkofagus dan tubuh mumi.
Setelah dibuka sepenuhnya, ini akan menjadi museum arkeologi terbesar di dunia, dengan luas area 500.000 meter persegi, atau sekitar 120 hektare.
Aula Teknologi Canggih
Pameran di 12 aula mencakup topik-topik yang terkait dengan masyarakat, agama, dan doktrin di Mesir kuno. Aula terbuka diatur berdasarkan dinasti dan urutan sejarah dan akan memamerkan ribuan objek.
Semua aula Museum Agung Mesir ini dilengkapi dengan teknologi canggih dan menampilkan presentasi multimedia untuk menjelaskan kehidupan orang Mesir kuno, termasuk raja-raja, menurut Eissa Zidan, direktur umum restorasi awal dan pemindahan barang antik di museum tersebut.
GREEK REPORTER | TIMEOUT
Pilihan Editor: 10 Monumen Kuno Mesir yang Misterius, Tak Hanya Piramida Giza