Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tutup selama berbulan-bulan akibat pandemi Covid-19, Museum Tsunami Aceh kembali dibuka. Namun pembukaan museum yang menyimpan beragam diorama soal peristiwa tsunami Aceh pada 2004 itu disertai protokol kesehatan yang ketat.
"Sudah kita buka sejak 31 Desember 2020, dengan kapasitas terbatas dan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Kepala Museum Tsunami Aceh Hafnidar, di Banda Aceh, Selasa, 5 Januari 2021.
Pengelola, kata Hafnidar, memberlakukan sistem pembatasan dengan cara buka tutup. Ketika wisatawan sudah mencapai 100 orang, maka pintu utamanya ditutup.
"Kita akan kelola dalam gedung hanya untuk jumlah tersebut, kemudian ketika sudah berkurang kita buka lagi gate (gerbang) nya, kita tetapkan per jam," kata Hafnidar.
Selain itu, antrean saat pembelian tiket dibatasi hanya 20 pengunjung dengan persediaan tempat duduk serta kursi transit sehingga para wisatawan tidak terlalu dekat satu sama lain.
Pengelola juga membatasi waktu bagi pengunjung untuk menikmati beragam fasilitas di museum. Misalnya, pengunjung yang masuk ke dalam sumur doa dibatasi 20 orang dengan durasi waktu lima sampai tujuh menit. Lalu, ke audio sembilan menit.
"Ada ruang yang kita bolehkan lima menit, dan ada ruang yang kita bolehkan 10 menit, kita terapkan aturan kesehatan," kata Hafnidar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum Tsunami Aceh buka sejak pukul 09.00 sampai 16.00 WIB. Selama wakti buka, penerapan pembatasan pengunjung dan waktu kunjungan diberlakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini