Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

NH Dini Berwasiat Minta Dikremasi Jika Meninggal, Ini Alasannya

Pada 1991 lalu, novelis NH Dini pernah menuliskan surat wasiat yang isinya meminta agar jenazahnya dikremasi saja jika kelak meninggal.

5 Desember 2018 | 14.17 WIB

Putri sastrawan Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau NH Dini (82), Marie Claire Lintang Coffin (kanan) berdiri di samping peti jenazah ibunya sebelum proses kremasi di Krematorium Gotong Royong, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu 5 Desember 2018. NH Dini yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Tembalang Semarang, pada Selasa sore (4/12). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putraama
Perbesar
Putri sastrawan Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau NH Dini (82), Marie Claire Lintang Coffin (kanan) berdiri di samping peti jenazah ibunya sebelum proses kremasi di Krematorium Gotong Royong, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu 5 Desember 2018. NH Dini yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Tembalang Semarang, pada Selasa sore (4/12). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putraama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -NH Dini meninggal akibat kecelakaan pada selasa petang, 4 Desember 2018. Ibunda dari sutradara film Minions, Pierre Coffin, itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth, Semarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kabar itu disampaikan Kepala Bagian Humas rumah sakit Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro, saat dihubungi Selasa petang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Benar karena kecelakaan di jalan tol, ada truk tak kuat mundur aku tak jelas,” kata Probowatie, lewat sambungan telepon.Ia menjelaskan NH Dini sampai di UGD rumah sakit dalam kondisi tak sadar, namun dikabarkan meninggal beberapa saat kemudian.

NH Dini yang bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin lahir di Kota Semarang pada 29 Februari 1936. Dia menerbitkan puluhan novel. Beberapa judul di antaranya yang populer adalah Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), dan Hati yang Damai (1998).Sejumlah kerabat dan rekan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah sastrawan dan novelis Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau lebih dikenal dengan nama NH Dini (82) di Wisma Lansia Harapan Asri, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, Selasa 4 Desember 2018. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

NH Dini disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri, Semarang. Jenazah NH Dini akan dikremasi di pemakaman Kedungmundu Semarang pada Rabu, 5 Desember 2018 pukul 12.00. Hal ini sesuai dengan wasiat yang pernah dia tulis pada 1991 lalu.

Saat masih 52 tahun, perempuan kelahiran Kota Semarang 29 Februari 1936 sudah memikirkan soal kematian. Dia bahkan mengantarkan sendiri surat wasiat itu ke Kantor Notaris Nyonya Lenie Hardjanto Lubis di Semarang, tempat tinggalnya. Isinya: Dini minta dibakar saja kalau kelak ia meninggal.

Seperti tertuang dalam Majalah Tempo edisi 20 Juli 1991, Dini menjelaskan alasannya. "Lebih praktis dibakar, tidak membutuhkan tanah kuburan," ujar sastrawan ini.NH Dini alias Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin. TEMPO/Ijar Karim

Harga tanah yang terus melambung dan jumlah orang yang terus
bertambah juga jadi pertimbangannya. "Tanah lebih penting untuk bertani, bukan untuk kuburan," kata NH Dini yang juga anggota Green Peace, organisasi pecinta lingkungan.

Baca: NH Dini Meninggal, Sastrawan Ibunda Sutradara Film Minions

NH Dini lebih senang kalau tanah 2 x 1 meter untuk kuburannya dipakai menanam mangga atau buah lain yang bermanfaat bagi manusia.

EDI FAISOL | MAJALAH TEMPO


 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus