Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -NH Dini meninggal akibat kecelakaan pada selasa petang, 4 Desember 2018. Ibunda dari sutradara film Minions, Pierre Coffin, itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth, Semarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kabar itu disampaikan Kepala Bagian Humas rumah sakit Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro, saat dihubungi Selasa petang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Benar karena kecelakaan di jalan tol, ada truk tak kuat mundur aku tak jelas,” kata Probowatie, lewat sambungan telepon.Ia menjelaskan NH Dini sampai di UGD rumah sakit dalam kondisi tak sadar, namun dikabarkan meninggal beberapa saat kemudian.
NH Dini yang bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin lahir di Kota Semarang pada 29 Februari 1936. Dia menerbitkan puluhan novel. Beberapa judul di antaranya yang populer adalah Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), dan Hati yang Damai (1998).Sejumlah kerabat dan rekan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah sastrawan dan novelis Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau lebih dikenal dengan nama NH Dini (82) di Wisma Lansia Harapan Asri, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, Selasa 4 Desember 2018. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
NH Dini disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri, Semarang. Jenazah NH Dini akan dikremasi di pemakaman Kedungmundu Semarang pada Rabu, 5 Desember 2018 pukul 12.00. Hal ini sesuai dengan wasiat yang pernah dia tulis pada 1991 lalu.
Saat masih 52 tahun, perempuan kelahiran Kota Semarang 29 Februari 1936 sudah memikirkan soal kematian. Dia bahkan mengantarkan sendiri surat wasiat itu ke Kantor Notaris Nyonya Lenie Hardjanto Lubis di Semarang, tempat tinggalnya. Isinya: Dini minta dibakar saja kalau kelak ia meninggal.
Seperti tertuang dalam Majalah Tempo edisi 20 Juli 1991, Dini menjelaskan alasannya. "Lebih praktis dibakar, tidak membutuhkan tanah kuburan," ujar sastrawan ini.NH Dini alias Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin. TEMPO/Ijar Karim
Harga tanah yang terus melambung dan jumlah orang yang terus
bertambah juga jadi pertimbangannya. "Tanah lebih penting untuk bertani, bukan untuk kuburan," kata NH Dini yang juga anggota Green Peace, organisasi pecinta lingkungan.
Baca: NH Dini Meninggal, Sastrawan Ibunda Sutradara Film Minions
NH Dini lebih senang kalau tanah 2 x 1 meter untuk kuburannya dipakai menanam mangga atau buah lain yang bermanfaat bagi manusia.
EDI FAISOL | MAJALAH TEMPO