Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Nikmati Homestay Kampung Flory Yogyakarta Dikelola Penduduk Lokal

Di Desa Wisata Kampung Flory Sleman, Yogyakarta terdapat belasan homestay yang dikelola penduduk sekitar objek wisata itu.

19 Maret 2019 | 10.36 WIB

Spot di Desa Wisata Kampung Flory Di Kabupaten Sleman Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Spot di Desa Wisata Kampung Flory Di Kabupaten Sleman Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogykarta - Desa Wisata Kampung Flory atau dikenal juga dengan Kampung Flory di Kabupaten Sleman Yogyakarta belakangan kian ramai disambangi, khususnya saat akhir pekan. Pantauan Tempo, lokasi parkir desa wisata seluas 3.000 hektare di pinggir Kali Bedog itu hampir selalu penuh khususnya saat Jumat, Sabtu, dan puncaknya Minggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kendaraan pribadi maupun bus-bus pengangkut wisatawan dari berbagai daerah berdatangan sejak pagi hingga menjelang sore. Baik keluarga, pelajar, reuni, outbond, atau sekedar plesir menikmati alam desa yang asri. Ramainya Kampung Flory membuat penduduk yang berada di sekitar desa wisata itu mengoperasikan homestay jika ada wisatawan yang hendak menginap.

“Di akhir pekan, terutama saat libur panjang, homestay di sini seringkali penuh. Harus pesan lebih dulu dari jauh hari sebelumnya,” ujar Syamsudin, pengelola homestay Ayem-Ayem di Kampung Flory Sleman kepada Tempo, Minggu 17 Maret 2019. Syamsuddin yang memiliki setidaknya tiga homestay persis di pinggir Kampung Flory menuturkan harga homestaynya cukup bervariasi.

Homestay yang dikelola penduduk Desa Wisata Kampung Flory Sleman Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Satu homestay standar bisa untuk lima sampai enam orang. Homestay itu berupa rumah dengan dua kamar tidur, tempat tidur busa, penyejuk udara, dapur komplit dengan peralatan masak, ruang keluarga, serta kamar mandi plus teras. Harganya berkisar mulai Rp 500 ribu per hari per malam. Adapun homestay ukuran lebih besar yang bisa memuat 10 sampai 15 orang harganya berkisar Rp 1 juta per malam.

Salah satu rombongan yang pernah menginap di homestay Kampung Flory Yogyakarta dan menarik perhatian adalah saat Tim Nasional atau Timnas Sepak Bola U-16 datang. Mereka datang dan menginap di homestay milik Syamsuddin beberapa waktu lalu.

Ketua Desa Wisata Flory Sleman, Mujiyono mengatakan terdapat belasan homestay yang dikelola penduduk sekitar objek wisata itu. “Desa wisata ini tujuannya memberdayakan potensi masyarakat sekitar. Jadi tidak hanya mengandalkan kunjungan, tapi juga durasi tinggal wisatawan sehingga putaran ekonomi terasa,” ujarnya.

Homestay yang dikelola penduduk Desa Wisata Kampung Flory Sleman Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Desa wisata yang resmi beroperasi sejak 2016 itu, kerap menjadi langganan outbond dan plesiran keluarga karena memiliki fasilitas cukup lengkap. Ada sarana outbond, wahana bermain, kolam terapi ikan, gazebo, kedai kopi, track sepeda, sentra kuliner, sampai main air di Kali Bedog yang jernih dan dangkal. Saban pekan, desa wisata ini diperkirakan dikunjungi lebih dari 700 wisatawan.

Total ada tiga restoran bernuansa alam di Kampung Flory yang menyuguhkan berbagai menu ala ndeso yang ramai dikunjungi wisatawan. Tiga tempat makan, yakni Restoran Kopi Keceh, Iwak Kalen, dan Bali nDeso, menawarkan harga terangkau. Siappaun bisa masuk ke kawasan Kampung Flory tanpa dipungut biaya alias gratis.

Rini Kustiani

Rini Kustiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus