Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Melancong ke Labuan Bajo tak lengkap rasanya kalau pulang tanpa mengantongi buah tangan. Memang banyak alternatif oleh-oleh yang bisa dibeli kala wisatawan melancong di kota paling barat Pulau Flores itu, semisal songkek atau kain tenun dan patung-patung komodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selembar kain songkek atau tenun dibanderol mulai Rp 300 ribuan. Sedangkan patung komodo dijual berkisar Rp 200 ribuan. Bagaimana jika pelancong hanya memiliki bujet terbatas ala backpacker?
Sewaktu mengunjungi Labuan Bajo pada 9 Januari 2018, Tempo menemukan empat oleh-oleh yang bisa menjadi alternatif buat para backpacker berbujet minim, seperti berikut ini.
- Kopi Juria di Kedai Kopi Mane
Ini adalah kopi andalan masyarakat Flores, khususnya Manggarai Barat. Juria ditanam di dataran tinggi--dengan ketinggian mencapai 1.200 meter di atas permukaan laut. Kebun-kebun kopi juria bisa ditemukan di Ruteng, Manggarai Barat. Jarak tempuhnya 134 kilometer dari Kota Labuan Bajo.
Kopi juria unik lantaran hanya dipanen dua tahun sekali. Juria punya karakter malt, lemon, chocolate, dan clean after taste. Juga sweet mellow, yang merepresentasikan sifat orang Flores pada umumnya.
Kopi ini banyak diperdagangkan di wilayah Manggarai. Salah satunya Labuan Bajo. Di pulau yang terkenal dengan komodonya ini, juria bisa dibeli di salah satu warung kopi andalan masyarakat sekitar, yakni Kopi Mane.
Lokasi Kopi Mane tak jauh dari Bandar Udara Komodo. Kira-kira jaraknya 300 meter. Kopi yang dikemas sebagai oleh-oleh bisa dibawa dalam bentuk bean atau biji. Ada pula yang sudah di-grind. Per 100 gram juria dijual Rp 100 ribu. Tamu juga bisa langsung mencicipi juria di sana. Baristanya, seorang perempuan asal Ruteng, Wenti, bakal menyeduh kopi dengan racikan yang pas.
2. Kompiang Theresa. Kompiang dan kopi di Kopi Mane, Labuan Bajo. Tempo/Francisca Christy Rosana
Kue yang terbuat dari gandum dan wijen ini memang jadi pasangan yang pas untuk minum kopi. Teksturnya padat dan rasanya berpadu, antara gurih dan manis. Kompiang sebetulnya merupakan penganan yang biasa disantap orang Manggarai—khususnya Labuan Bajo--untuk sarapan.
Kompiang banyak dijual di pasar, baik pasar ikan maupun pasar sayuran. Bisa juga ditemui di kedai-kedai kopi. Namun salah satu kompiang yang enak dan legendaris adalah yang dijual di Toko Theresa. Lokasinya di Jalan Wae Mata, jalur yang menghubungkan Labuan Bajo dan Ruteng. Kue berukuran sebesar bola kasti ini tahan tiga hari bila ditaruh di ruangan dengan suhu normal. Sedangkan kalau masuk ke lemari penyejuk, kue ini bisa bertahan hingga tujuh hari. Kompiang di toko tersebut dijual Rp 1.000 per biji. Sebelum menyantap, kompiang kudu digoreng hingga kecokelatan.
3. Bapalaya ala Bugis
Kue bapalaya atau bepalaya—sering juga disebut nepalaya—sebenarnya merupakan kue khas Bugis. Bapalaya umum ditemukan di Labuan Bajo lantaran di kota pelabuhan tersebut banyak dijumpai permukiman orang-orang Bugis. Mereka merantau ke Labuan Bajo dan akhirnya menetap lama, membentuk kantong-kantong perkampungan. Karena itulah, bapalaya akhirnya membumi di Labuan Bajo.
Sama seperti kompiang, kue yang terbuat dari bahan utama berupa tepung beras, ketan, gula merah, dan wijen ini merupakan pasangan minum kopi yang serasi. Bapalaya tahan selama tujuh hari. Maka itu, cocok menjadi salah satu alternatif buah tangan.
Pun harganya tak mahal-mahal amat. Cuma Rp 10 ribu per 8-10 biji. Kue bapalaya bisa dibeli di pasar Tempat Pelelangan Ikan Labuan Bajo atau pasar sayur Wae Kesambi.
4. Jintan di Pasar Wae Kesambi
Setali tiga uang dengan bapalaya, jintan adalah makanan ringan yang racikannya diciptakan oleh orang-orang Bugis. Kue ini selalu dijual berdampingan dengan bapalaya. Bentuknya mirip dengan bagelan atau roti kering, hanya potongannya lebih kecil.
Jintan terbikin dari tepung terigu, telur, gula pasir, jintan, soda kue, dan mantega cair. Rasanya manis dan teksutrnya renyah.
Penganan ini tahan hingga sepuluh hari. Hanya, harus disimpan di stoples lantaran gampang remuk. Sebungkus jintan dijual seharga Rp 10 ribu. Umumnya, jintan dijual di Pasar Wae Kesambi.