Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Hampir semua objek wisata di Yogyakarta terdampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih. Tak terkecuali Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta yang sempat limbung bertahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai upaya dari tutup berbulan-bulan sampai mengurangi karyawan dilakukan kebun binatang terbesar di Jawa Tengah ini. "Sejak pandemi itu kami terus mengalami pasang surut. Sempat tutup beberapa bulan dan baru buka awal Agustus 2020, tapi jumlah pengunjung sampai sekarang naik-turun," kata Direktur Utama Gembira Loka, Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) A.Tirtodiprojo, Kamis, 25 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Djoko, panggilan Tirtodiprojo, mengaku baru satu bulan terakhir ini kebun binatang yang ia kelola bisa sedikit bernafas lega. Kunjungan wisatawan mulai bertambah dan konsisten, tak terlalu seret seperti awal beroperasi kembali.
"Jumlah pengunjung saat ini sekitar 500 orang rata rata per-hari. Kalau weekend bisa mencapai 1.000 sampai 2.000 orang,” kata Djoko.
Tentu saja, menurut Djoko, kunjungan saat ini belum normal dibandingkan masa sebelum pandemi. Kala itu dalam sehari, saat weekend atau libur panjang jumlah pengunjung bisa tembus 10 ribu orang per hari.
Di masa pandemi ini, kata Djoko, manajemen kebun binatang hanya berharap kepercayaan wisatawan pulih. "Kami berharap pengunjung mengetahui, bahwa saat ini kebun binatang telah menjalankan protokol kesehatan ketat, karyawan pun juga divaksinasi sebagai antisipasi penularan," ujarnya.
Meski kunjungan belum pulih benar, Gembira Loka tetap berusaha memanjakan pengunjung yang datang. Misalnya, saat Arinta, bayi gajah betina koleksi kebun binatang itu merayakan ulang tahun pertamanya, Kamis. Perayaannya diperingati bersama puluhan pengunjung kebun binatang itu.
Anak gajah itu mendapat hadiah dari pihak kebun binatang berupa suguhan tumpeng berisi aneka jenis buah-buahan dan sayuran segar seperti jeruk, apel, nanas, mentimun, tomat, wortel dan kacang panjang. Anak gajah itu merayakan ulang tahunnya bersama induk betina yang bernama Shinta dan induk semangnya bernama Cempaka.
Sejumlah pengunjung pun berkesempatan membelai dan memberi pakan pada anak gajah yang tengah ulang tahun itu.
Djoko mengatakan anak gajah betina tersebut merupakan hasil perkawinan dari dua gajah asal Sumatera bernama Argo dan Shinta. Nama Arinta pada anak gajah itu diambil dari penggalan nama induknya Argo dan Shinta.
Pengelola kebun binatang terus memantau perkembangan Arinta, yang kini bobot tubuhnya mencapai 262 kilogram. Bahkan, menurut Djoko, sejak induknya dikawinkan, masa kehamilan, hingga Arinta lahir sampai sekarang, kesehatannya terus dipantau. “Kami sedang laksanakan breeding atau pembiakan satwa secara terprogram. Kami akan mengembangkan breeding untuk jenis satwa lainnya,” kata dia.
Meski Arinta sudah tampak sehat dan kuat, namun belum ada niat menyapih atau memisahkan dengan induknya. “Karena Arinta masih harus dikenalkan dengan gajah lainnya koleksi di Gembira Loka supaya bisa menyatu dan nantinya hidup berkelompok seperti di habitat aslinya,” kata Djoko.