Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pelancong Inggris menangis di bandara London karena gagal liburan ke Mallorca, Spanyol karena aturan paspor Uni Eropa yang ketat. Padahal, dia sudah membayar liburan tersebut sebesar US$1.300 dolar atau Rp20 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut South West News Service (SWNS), Kirsty Hawes, 28, memiliki paspor yang dikeluarkan pada 15 Agustus 2013, 10 tahun dan satu hari sebelum dia dijadwalkan terbang pada 16 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka mengambil paspor kami dan mengatakan tidak bisa terbang,” kata Hawes kepada SWNS. Dia melaporkan masa berlaku paspornya belum habis hingga tujuh bulan lagi. “Saya pikir itu hanya lelucon.”
Aturan tentang paspor di Inggris berubah sejak Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit 2020. Sebelumnya, pemegang paspor Inggris dapat bepergian ke mana saja di Uni Eropa sebelum masa berlaku paspor mereka habis.
Kini, warga Inggris yang ingin mengunjungi Eropa memerlukan paspor yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir.
Hawes merasa putus asa karena dia telah menantikan liburannya. Paket liburannya dipesankan sahabatnya untuk mereka berdua pada bulan April.
Teman tersebut diduga mencantumkan nomor paspor dan tanggal kedaluwarsanya dalam formulir pemesanan, tetapi tidak mencantumkan tanggal penerbitannya.
Dia mengatakan tidak tahu tentang aturan ini sebelum bepergian.
TUI, agen travelnya, tidak akan memberikan pengembalian uang karena sudah menuliskan ketentuannya di email.
"Saya panik dan menangis," kata Hawes kepada SWNS. “Ini adalah satu hal yang saya nantikan sepanjang tahun.”
Liburan itu merupakan perayaan untuk promosi yang dia dapatkan di tempat kerja. Sebelumnya, dia menghadapi masa yang penuh tantangan karena perpisahan dan kematian beberapa teman dan anggota keluarga.
Hawes mengaku tak punya dana lagi untuk liburan. Jadi, dia memperingatkan orang yang akan berlibur untuk membaca syarat dan rincian perjalanan.
“Perusahaan liburan perlu menambahkan tanggal penerbitan paspor ke situs web mereka saat memesan dan check-in sehingga ini akan menimbulkan masalah, sehingga orang tidak terdampar di bandara, menangis,” kata Hawes.
Bukan hanya warga Inggris, penduduk Amerika yang akan berlibur ke Uni Eropa juga akan segera menghadapi aturan baru.
Mulai 2024, pelancong yang akan ke Uni Eropa harus mendapatkan persetujuan awal melalui European Travel Information and Authorisation System (ETIAS) untuk 30 negara Eropa, termasuk Yunani, Prancis, dan Spanyol. Aturan ini juga berlaku untuk lebih dari 60 negara lain di luar Uni Eropa yang yang diizinkan mengunjungi Area Schengen tanpa visa. Di Asia, negara-negara ini termasuk Malaysia, Singapura, Hong Kong (SAR), Makau, Jepang, Korea Selatan, Israel, AS, dan Australia.
Namun, pelancong Indonesia, India, Thailand, dan Bhutan tidak syarat untuk ETIAS karena masih memerlukan visa untuk memasuki wilayah Schengen. Wilayah Schengen adalah sekelompok 27 negara di Eropa yang telah menghapus perbatasan mereka untuk pergerakan orang yang bebas dan tidak terbatas.
NEW YORK POST | TRAVEL + LEISURE
Pilihan Editor: Cuma Tiga Orang Ini yang Tak Perlu Paspor untuk ke Luar Negeri