Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Penyu di Pantai Sosadale Rote Ndao, Bertingkah Tak Biasa

Penyu lekang biasanya bertelur malam hari, namun di Pantai Sosadale, terdapat kejadian langka. Pada pekan ini, penyu lekang bertelur siang hari.

20 Juni 2020 | 12.57 WIB

Penyu lekang bertelur pada siang hari di Pantai Sosadale, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan/Ditjen Pengelolaan Ruang laut
Perbesar
Penyu lekang bertelur pada siang hari di Pantai Sosadale, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan/Ditjen Pengelolaan Ruang laut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pantai Sosadale Rote Ndao, di Nusa Tenggara Timur, yang elok itu menyimpan keunikan, selain pasir putih dan lautnya yang tenang. Kawasan konservasi itu, merupakan lokasi penyu bertelur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di pantai itu, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan peristiwa seekor penyu lekang bertelur pada siang hari di Pantai Sosadale, Kabupaten Rote Ndao. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Peristiwa langka ini terjadi pada Rabu, 17 Juni 2020, pukul 10.00 WITA. Menurut petugas BKKPN, penyu lekang bertelur 145 butir. 

Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Aryo Hanggono, lokasi penyu bertelur tersebut termasuk dalam  Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu yang dikelola oleh BKKPN Kupang.

Ia pun meminta BKKPN Kupang untuk meningkatkan pemantauan dan pengawasan di lokasi peneluran, "Sehingga telur penyu terlindungi, dari gangguan predator maupun dari pencurian,” jelas Aryo dalam siaran persnya.

Sementara itu, Kepala BKKPN Kupang, Ikram M. Sangadji menuturkan dalam rangka pelestarian penyu di Pantai Sosadale yang berada di TNP Laut Sawu, KKP membangun demplot penyu dan membina Kelompok Camar Laut sebagai pengelolanya. 
 
“Dari hasil monitoring selama lima tahun terakhir memang menunjukkan bahwa penyu rutin bertelur di wilayah Pantai Sosadale setiap tahunnya dengan puncak waktu bertelur pada bulan Juli dan Agustus," ujar Ikram.
 
Pendirian demplot tersebut, bertujuan untuk melestarikan dan melindungi telur penyu dari predator. Pengelolaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diajak terlibat dalam konservasi.
 
 
Lebih lanjut, Ikram mengungkapkan saat kejadian Kelompok Camar Laut yang berada di lokasi langsung bergerak cepat. Mereka merelokasi telur penyu ke demplot penyu untuk mengamankannya dari predator seperti anjing dan babi.
 
Sementara itu, Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir (PELP) Ahli Utama KKP Agus Dermawan menjelaskan bahwa penyu bertelur dengan tingkah laku yang berbeda sesuai dengan jenis masing-masing. Setiap jenis penyu memiliki waktu peneluran yang berbeda satu sama lain.
 
“Penyu lekang umumnya bertelur saat menjelang malam (jam 20.00-24.00). Sedangkan penyu sisik waktu bertelur tidak dapat diduga, kadang malam hari, kadang siang hari,” jelas Agus di Jakarta. 
 
Agus menambahkan, penyu biasanya bertelur pada malam hari karena memerlukan kondisi lingkungan yang aman. Jika terjadi gangguan, penyu akan kembali lagi ke laut, namun menurutnya, jika sudah saatnya harus bertelur dan dirasa siang hari aman, maka penyu akan naik ke pantai untuk bertelur.
 
“Biasanya penyu lekang membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menyelesaikan proses bertelur dengan jumlah telur per sarang sekitar 109 butir. Selang waktu bertelur per musim  sekitar 17-30 hari,” ujarnya.
 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus