Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kenapa Tidak Boleh Pakai Parfum saat Makan di Restoran Jepang?

Ada beberapa alasan mengapa pengunjung tidak boleh memakai wewangian beraroma kuat saat makan di restoran Jepang.

24 Februari 2025 | 16.00 WIB

ilustrasi sushi (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi sushi (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Parfum telah menjadi salah satu aksesori pribadi yang sering kali digunakan saat ke luar rumah. Namun, di Jepang, jangan sekali-kali menggunakan wewangian ketika berkunjung ke restoran, apalagi tempat yang menyajikan sushi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam percakapan di grup Facebook Japan Travel Tips, pada pelancong membicarakan tentang etiket traveling ke Jepang. Beberapa peserta percakapan adalah warga lokal. Ia mengatakan bahwa memakai parfum yang kuat di restoran Jepang formal umumnya dianggap sebagai etika yang sangat buruk. Sebab, wangi parfum bisa merusak cita rasa masakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Cita rasa masakan Jepang yang lembut harusnya dinikmati tanpa gangguan dari aroma yang kuat, dan (parfum) dapat dianggap mengganggu pengunjung lain; sebagian besar akan menyarankan untuk tidak melakukannya dan memilih wewangian yang ringan atau tidak sama sekali," kata warga lokal itu, seperti dilansir dari New York Post.

Ada beberapa alasan mengapa pengunjung tidak boleh memakai wewangian beraroma kuat. Pertama, itu bisa dianggap tidak menghormati koki. Nuansa halus dari makanan sangat penting, dan parfum yang kuat dapat mengalahkan aroma yang dimaksudkan.

Kedua, parfum bisa dianggap sebagai gangguan. Di Jepang, memakai wewangian yang kuat terkadang disebut sebagai "gangguan bau" dan dapat dianggap tidak sopan bagi orang lain. 

Di restoran sushi, aturan ini lebih ketat lagi. "Sushi sangat bergantung pada kesegaran dan rasa ikan, aroma yang kuat sangat tidak disukai," kata warga lokal itu. 

Ini tidak hanya berlaku di Jepang. Sebuah restoran sushi di London, Inggris, juga memberlakukan aturan yang sama. Kanesaka yang berada di 45 Park Lane in London, meminta tamunya tidak memakai wewangian apa pun.

"Untuk memastikan pengalaman sushi terbaik bagi Anda dan sesama pengunjung, kami dengan hormat meminta Anda untuk tidak mengenakan parfum," demikian kete

Selain menyamarkan kesegaran ikan, wewangian yang terlalu kuat dapat menutupi aroma cuka yang digunakan dalam olahan Jepang. Ini berpotensi menyulitkan koki menentukan penggunaan satu bahan utamanya. 

NEW YORK POST | REPORTER GOURMET 

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan bergabung dengan redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus