Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Perjalanan Spiritual Marcell, Mencari 'Jembatan' Hingga Akhirnya Menjadi Mualaf

Sejak kecil, Marcell terbuka untuk mempelajari berbagai agama.

7 April 2021 | 10.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyanyi Marcell Siahaan berfoto dengan istrinya Rima Melati Adams. Dalam konten video chanel YouTube Daniel Mananta, Marcell menceritakan awal menjadi mualaf setelah bertemu istrinya. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Marcell Siahaan menceritakan perjalanan spiritualnya hingga menjadi mualaf. Marcell menganalogikan bahwa setiap manusi mencari 'jembatan' untuk dekat dengan Sang Pencipta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Gue suka kata 'jembatan' karena setiap orang mencari 'jembatan' agar bisa berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa," kata Marcell dalam video bersama Daniel Mananta yang tayang di YouTube. Seperti diketahui, pelantun lagu Semusim itu pernah memeluk agama Kristen dan Budha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marcell Siahaan mencari cara agar selalu dekat dengan Tuhan dan merasakan kedamaian. Dia meyakini Tuhan tak pernah meninggalkan makhluk-Nya.

Marcell Siahaan. Foto: Sony ATV

Sejak kecil, Marcell terbuka untuk mempelajari berbagai agama. Dia tak asing dengan berbagai acara keagamaan di televisi. Pria 43 tahun ini menyukai acara Musabaqah Tilawatil Quran atau perlombaan membaca Al-Quran dan menyaksikan acara-acara agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Marcell juga mengamati kegiatan ibadah orang-orang di sekitarnya. Baik yang sedang salat, ke gereja, maupun kegiatan agama lainnya. Marcell belajar dari istrinya, Rima Melati Adams, dan memperhatikan keluarga muslim istri di Singapura dan Malaysia.

Daniel Mananta kemudina bertanya, kenapa Macell Siahaan menjadi seorang muslim? "Gue nyaman, gue senang, gue yakin segala sesuatu harus ada titiknya dan gue merasa bisa berbuat banyak hal," jawab Marcell.

Pencapaian spiritual ini membuat Marcell ingin berguna untuk diri, keluarga, dan lingkungannya. Menjadi imam untuk keluarga dan manusia penuh cinta. Terlebih di masa pandemi Covid-19, menurut dia, banyak hal yang harus direfleksikan dengan kondisi hati yang ikhlas dan berserah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus