Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan menghelat pertunjukan tari bertajuk "Adeging Kutha Sala The Story of Pakubuwono II" di Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin malam, 17 Februari 2025. Acara spektakuler itu digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-280 Kota Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sutradara "Adeging Kutha Sala - The Story of Pakubuwono II", R Danang Cahyo, mengemukakan bahwa pertunjukan tari tersebut akan mengangkat kisah perjalanan sejarah dan kebudayaan Kota Solo melalui kisah hidup Pakubuwono II, salah satu Raja Surakarta yang berperan besar dalam sejarah dan perkembangan Kota Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pertunjukan ini bertujuan mengenang perjalanan sejarah Surakarta (Solo) sekaligus memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada masyarakat," ujar Danang kepada wartawan di Kota Solo, Sabtu, 15 Februari 2025.
Hadirkan Kisah Berdirinya Keraton Surakarta
Ia menjelaskan, pertunjukan tari itu akan menghadirkan sebuah pengalaman seni yang memikat dan penuh makna. Dengan perpaduan harmonis antara musik, tari, dan teater, pertunjukan ini tidak hanya menyuguhkan tontonan tetapi juga tuntunan.
"Menghidupkan kembali kisah berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat dalam balutan narasi sejarah, pertunjukan ini akan membawa penonton untuk menyelami perjalanan transformasi Kartasura menjadi Surakarta," tuturnya.
Ia memastikan koreografi yang dinamis, tata cahaya yang dramatis, serta tampilan visual yang modern akan membawa penonton menyelami perjalanan tersebut dengan cara yang lebih imersif dan mengesankan. Dikemas secara kreatif dan kekinian, pertunjukan ini menjadi perpaduan antara seni tradisi dan teknologi panggung masa kini.
Pertunjukan tersebut juga akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam dialog, sehingga semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda, dapat dengan mudah memahami pesan yang ingin disampaikan. Acara ini diharapkan dapat menjangkau audiens yang lebih luas, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan sejarah Kota Solo.
"Sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mengembangkan budaya, pertunjukan ini melibatkan kolaborasi lintas generasi seniman di Kota Solo," katanya.
Kolaborasi Seniman
Dari seniman senior yang telah lama menguasai seni tradisional hingga seniman muda yang kreatif dan inovatif, ia mengatakan kolaborasi itu bertujuan menciptakan karya seni yang menggabungkan kearifan lokal dengan sentuhan modern. Selain itu, acara ini juga melibatkan penari yang terdiri dari pengajar, alumnus, dan mahasiswa aktif Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
"(Pertunjukan ini) kolaborasi dengan dua sanggar terkenal di Solo, yaitu Moko Dance Studio dan Akusara Art," ucapnya.
Pihaknya berharap kolaborasi lintas generasi ini akan menghasilkan pertunjukan yang kaya akan nilai budaya serta memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan seni dan budaya Indonesia.
Selain pertunjukan musikal, acara ini juga akan diwarnai dengan bazar kuliner yang diikuti oleh 18 UMKM di Kota Solo. Bazar kuliner ini akan dibuka mulai pukul 10.00 WIB dan menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati berbagai hidangan khas Solo dan sekitarnya, serta mendukung produk lokal dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Solo.
Pilihan Editor: Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat