Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dangdut adalah genre musik Indonesia yang memiliki banyak penggemar. Musik dangdut memiliki irama dan melodi yang khas, sehingga tidak heran jika musik ini sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Salah satu penyanyi dangdut yang sedang naik yaitu Happy Asmara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Happy Asmara adalah seorang penyanyi dangdut yang berasal dari Kediri, ia mengawali kariernya di Jawa Timur dan menjadi sangat populer meski baru berusia 23 tahun. Suaranya yang khas dan penampilan panggungnya yang gemilang menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Kesuksesan Happy Asmara sebagai penyanyi dangdut membuat namanya dikenal luas di berbagai platform, sehingga lagu-lagu yang dibawakannya kerap populer di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akhir-akhir ini lagu penyanyi dangdut usia 23 tahun tersebut sering menjadi trending di Youtube. Salah satu lagunya yang paling viral adalah Rungkad. Lagu Rungkad merupakan ciptaan Vicky Prasetyo dan semakin dikenal publik sejak dinyanyikan oleh Happy Asmara. Bahkan di Youtube Channel RC Musik, Rungkad telah ditonton sebanyak 53 juta kali.
Sebelum setenar sekarang, dulunya ia merupakan seorang pengamen dan penyanyi segala jenis genre lagu. Bisa dikatakan, Happy Asmara memulai semua perjalanannya dari 0. Maka dari itu, perjalanan penyanyi dangdut cantik yang satu ini menarik untuk diulas agar dapat menjadi inspirasi anak-anak muda.
Profil Happy Asmara
Pemilik nama asli Heppy Rismanda Hendranata merupakan penyanyi cantik asal Kediri yang lahir pada 10 Juli 1999. Dirinya merupakan anak sulung dari empat bersaudara di antaranya adalah Riang Cahya Fortuna (2005) dan Alexio Bertrand Alvaro (2018). Disamping sebagai penyanyi dangdut, ia juga merupakan mahasiswi di Universitas Terbuka di Malang jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan hingga kini belum lulus. Adapun rincian lengkap pendidikannya sebagai berikut:
- Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kras
- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kandat di Kediri
- Universitas Terbuka di Malang jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD
Orang tuanya bukanlah penyanyi, namun ia mengaku bakat menyanyinya diwarisi dari kakeknya dan dia terus belajar bernyanyi dengan kakeknya.
Perjalanan Karier Happy Asmara
Penyanyi asal Kediri ini memulai kariernya justru sebagai model untuk majalah anak-anak lokal. Kala itu, ia berusia sekitar 8 hingga 10 tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, ia mulai menunjukan bakat dan minatnya dalam dunia tarik suara.
Ia mengawali karier di dunia tarik suara sebagai penyanyi lokal dari panggung ke panggung dan dalam berbagai acara hingga orkes. Pada 2013, dirinya tergabung dalam orkes dangdut di Jawa Timur dan berhasil merilis single berjudul “Single 4”. Tak hanya tergabung dalam orkes dangdut, ia juga tergabung dalam grup musik indie di Kediri.
Pada 2016, Happy Asmara mengikuti audisi Dangdut Academy 4 di Surabaya saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) dan berhasil mendapatkan Golden Ticket dari Dewi Persik. Sayangnya, dia tidak lolos ke babak selanjutnya karena tidak mengangkat telepon dari pihak penyelenggara karena dikira penipuan.
Lalu di tahun 2019, dia mendapatkan kesempatan untuk merilis single yang berjudul “Tak Ikhlasno” yang ternyata lagu tersebut sempat menduduki trending di Youtube dan telah ditonton hingga 50 juta kali. Namanya terus meroket pada 2021, saat single "Dalan Liyane" mulai bermunculan di berbagai media sosial. Perempuan kelahiran 1999 itu juga memberanikan diri terjun ke dunia seni peran dengan debutnya dalam film parodi pendek KKN di Desa Penari (Ballet) dan Srintil Mencari Cinta.
Lagu-lagunya bisa menyentuh hati, karena itulah Happy Asmara kini dijuluki "The Queen of Ambyar" dan "The Queen of Broken Heart". Sejak saat itu Happy Asmara terus berkarier dengan merilis banyak lagu dan berhasil membuat album lagu.
Nah, itu dia ulasan mengenai profil dan perjalanan karier Happy Asmara. Apakah Anda salah satu penikmat karyanya?
Dwi Lucy Susetiowati