Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Pulau Satonda: Danau, Gunung Api Purba dan Batu-Batu Harapan

Pulau Satonda merupakan spot wisata ikon Kabupaten Dompu. Pulau ini tercipta akibat letusan gunung api purba dari dasar laut.

3 Januari 2020 | 20.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Bertandang ke Kabupaten Dompu tak lengkap bila tak menyambangi Pulau Satonda. Pulau ini sama legendarisnya dengan Gunung Tambora dan Pantai Lakey di mata wisatawan nusantara maupun mancanegara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mari bertandang ke Pulau Satonda. Apa istimewanya pulau itu? Ada danau air asin di Pulau Satonda. Keberadaan danau dan keelokan Pulau Satonda, membuatnya menjadi persinggahan kapal pesiar maupun yacht dengan layar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka umumnya membuang sauh di perairan Pulau Satonda, dari Labuan Bajo ke Bali atau sebaliknya, "Jika week end, banyak wisman di sini," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Dompu, Khairul Insan. Libur Tahun Baru 2020 kemarin, Khairul Insan mendatangi Pulau Satonda memantau lokasi spot wisata di daerahnya.

Dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Pulau Satonda dan Moyo di Kabupaten Sumbawa merupakan dua pulau yang masuk dalam Taman Nasional Moyo - Satonda.

Dermaga di pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. TEMPO/Supriyantho Khafid

Namun, Satonda juga merupakan bagian dari Geopark Tambora. Menurut General Manager Geopark Tambora Ridwan Syah, Satonda merupakan pulau unik. Melengkapi sisi histori letusan gunung Tambora yang mengguncang dunia pada tahun 1815.

Dari hasil penelitian, Danau Satonda adalah fenomena langka, "Karena airnya yang sangat asin dengan tingkat kebasaan (alkalinitas) sangat tinggi dibandingkan air laut pada umumnya," ujarnya.

Di pinggir danau terdapat sebuah pohon yang tidak diketahui asal usulnya. Pada pohon itu, terdapat banyak batu-batu bergantungan diikat menggunakan tali. Disebut sebagai pohon harapan karena yang menggantungkannya memiliki harapan cita-citanya terwujud.

Untuk mencapai Pulau Satonda dari daratan, penyeberangan bisa dari Labuan Kenanga. Dengan lama perjalanan sekitar 15 menit. Khairul Insan mengatakan pilihan rute tersebut lebih baik, karena antara dermaga Labuan Kenanga dan Satonda saling berhadapan -- jika dibandingkan dengan pelabuhan Calabahi - Satonda yang juga sama sekitar 15 menit. Dari Dompu, dua pelabuhan itu berjarak sekitar 2,5 jam dari Kota Dompu.

Ketua Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI) Heryadi Rachmat menyebutkan bahwa pulau vulkanik Satonda dan wilayah perairannya mempunyai nilai ilmiah, serta ekosistem gunung api yang unik dan eksotik.

Keunikan dan nilai ekosistemnya tersebut, ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Luat (TWAL) Pulau Satonda berdasarkan SK. Menteri Kehutanan Nomor : 22/Kpts-VI/1998 tanggal 7 Januari 1998, dengan luasan 2.600 Ha, yang terdiri dari daratan (453,70 Ha) dan luas perairan (2146,3 Ha).

Satonda merupakan sebuah pulau vulkanik yang terletak di Laut Flores, 3 km dari semenanjung Sanggar atau 30 km dari Gunung Tambora. Menurut berbagai penelitian, Pulau Satonda sebenarnya adalah sebuah pulau vulkanik (gunung berapi) yang timbul dari kedalaman 1.000 meter.

Letusan gunung purba Satonda meninggalkan jejak pulau, seluas 6 kilometer persegi dan membentuk danau seluas 4 kilometer persegi. Danau itu dikelilingi oleh tebing dan bukit yang mencapai ketinggian 300 meter dpl. Tebing sebelah timur terjal dan berbatu sehingga tidak dapat ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.

Pada awalnya, air di dalam danau adalah air tawar (fresh water). Tapi tsunami akibat dari letusan Gunungapi Tambora 15 April 1815, membuat air laut masuk ke dalam Danau Satonda. Volume air laut yang besar dan terperangkap ke dalam danau mengubah Danau Satonda menjadi danau air asin, "Jadi bukan karena adanya terowongan di bawah permukaan danau yang selama ini diperkirakan oleh kebanyakan orang," ucap Heryadi Rachmat kepada TEMPO.

Ia pun menyebutkan adanya stromatolit di dalam danau tersebut. Ini sebagai satu dari lima titik stromatolit di dunia. Lainnya ada di Amerika Serikat, dua di Eropa dan satunya lagi Australia Barat. Stromatolit adalah mahluk yang  hidup yang menghasilkan oksigen yang paling banyak. ''Merupakan mahluk purba pertama yang menghasilkan oksigen,'' katanya.

Ketua Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI) Heryadi Rachmat (Kanan) menunjukkan stromatolit, makhluk purba penghasil oksigen pertama kali di bumi. Dok. Heryadi Rachmat

Keadaan topografi Pulau Satonda di luar wilayah danau adalah berbukit-bukit, dengan ketinggian yang bervariasi antara 300 – 350 mdpl. Sementara bagian tengah merupakan dataran rendah dengan bentuk topografi relatif datar atau berupa cekungan -- danau kawah vulkanik.

Kawasan ini memiliki potensi yang cukup tinggi terutama keindahan bawah lautnya. Terdapat beraneka ragam terumbu karang dan ikan hias. 

SUPRIYANTHO KHAFID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus