Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Raffi Ahmad Mundur Dari Proyek Beach Club Gunungkidul, Ini Respons Pemda DIY

Proyek resor dan beach club itu yang awalnya melibatkan Raffi Ahmad itu digadang akan beroperasi 2025, tapi masih saat ini sebatas wacana.

12 Juni 2024 | 20.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raffi Ahmad telah menyatakan mundur dari rencana proyek resor dan beach club di pesisir pantai selatan Gunungkidul Yogyakarta yang kini tengah jadi sorotan. Keputusan itu diumumkan Rabu, 12 Juni 2024 lewat akun Instagramnya setelah ramai penolakan publik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono menuturkan bahwa proyek yang berlokasi di tebing pinggir Pantai Krakal dan akan dilengkapi hotel serta 300 vila mewah itu sebenarnya masih sebatas wacana. Walau prosesi peletakan batu pertama sempat dilakukan akhir Desember 2023 lalu bersama Raffi Ahmad, izinnya belum diajukan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Soal (proyek beach club) itu belum ada komunikasi dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan Pemerintah DIY, karena (proyek) itu kan baru rencana, masih penjajakan," kata Beny, Rabu, 12 Juni 2024.

Prosedur Perizinan 

Proyek resor yang awalnya digadang akan beroperasi 2025 itu, kata Benny, tentu saja harus melalui sejumlah prosedur dan perizinan jika memang akan digarap. Dalam proyek investasi, kata Benny, harus memperhatikan beberapa hal. 

“Pertama, harus dilihat peruntukan tata ruang (untuk investasi) seperti apa," kata dia. "Yang kedua, soal pertanahan yang digunakan, jadi perhatian utamanya terkait kondisi lingkungannya," imbuh dia.

Beny menambahkan untuk kewenangan perizinan investasi semua berada di pemerintah kabupaten setempat. Pemerintah DIY memiliki peran dalam pengendalian tata ruang dan pemanfaatan ruang. 

Benny menegaskan, Pemerintah DIY tidak anti-investasi. Namun, investasi yang masuk harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tata ruang yang ada di DIY. 

“Tidak mungkin pergerakan ekonomi tanpa didukung investasi, hanya saja investasi yang masuk memang sesuai dengan kebutuhan," ujar Beny. 

Beny berharap agar investor yang ingin berinvestasi di DIY dapat mengikuti prosedur yang berlaku dan memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan. Beny pun mencontohkan proyek pembangunan jalan tol di Yogyakarta.

"Dulu Yogyakarta juga tidak ada tol, itu bukan karena tidak ingin ada tol tapi harus ada kajian dulu sampai yakin tol itu punya manfaat untuk masyarakat. Akhirnya saat ini, satu-satunya area tol yang memiliki akses exit paling banyak hanya di DIY, dengan penggalian pendek, tempat lain kan tidak bisa," kata dia. "Jadi, banyak kok yang mau investasi, tapi ya kami menjaga, sesuai kebutuhannya belum," ujar dia.

Tuai Protes 

Adapun proyek beach club yang awalnya melibatkan Raffi Ahmad itu menuai protes keras dari kritikan wahana lingkungan hidup atau Walhi Yogyakarta hingga munculnya petisi penolakan. Alasannya, pembangunan ini dinilai berpotensi merusak kawasan karst yang dilindungi. 

Pascaramai jadi sorotan, pada Rabu, 12 Juni 2024, Raffi menyatakan mundur dari keterlibatannya dengan proyek beach club Gunungkidul.

"Terkait proyek yang di Gunungkidul, saya sebagai orang yang taat hukum, saya juga mengerti terdapat beberapa kekhawatiran dari masyarakat terkait proyek ini yang belum sejalan dengan peraturan yang berlaku," kata Raffi Ahmad dalam pernyataannya di Instagram. "Dan dengan ini saya menyatakan akan menarik diri dari keterlibatan saya dari proyek ini," 

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus