Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan memberikan pandangannya mengenai Presiden Joko Widodo, yang disebutnya sebagai sosok family man—merujuk kepada istilah seorang laki-laki yang sangat peduli dan berkomitmen pada keluarganya. Anies menyampaikan pujian ini saat berbincang dengan Merry Riana di podcast yang diunggah pada akun resmi YouTube Merry, Ahad, 6 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pak Jokowi family man. Beliau family man yang baik," ujar Anies singkat. Mantan Gubernur Jakarta periode 2017-2022 itu tidak memperluas pernyataannya, jawaban singkat itu justru memancing konteks dan interpretasi yang lebih luas bagi orang yang mendengarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sekarang (Jokowi) sedang menuntaskan, sebentar lagi akan selesai tugasnya sebagai Presiden Republik Indonesia," tutur Anies menambahkan.
Merry Riana: Jawaban Anies yang Mengundang Pemikiran
Dalam perbincangan tersebut, Merry Riana menanggapi jawaban Anies yang cukup singkat itu. Ia mengungkapkan bahwa jawaban yang singkat namun padat itu memberikan ruang bagi siapa pun untuk berpikir lebih dalam.
"Jawabannya Pak Anies itu membuat siapapun yang mendengarkan berpikir," ujar Merry. Ia juga memuji gaya jawaban Anies yang hemat kata. Merry menilai, kadang-kadang, ketika seseorang menjawab dengan singkat, jawaban itu bisa lebih bermakna daripada penjelasan panjang lebar.
Sosok Pemimpin dan Teladan
Sebelumnya, Anies juga menyinggung pentingnya teladan dalam kepemimpinan. Menurutnya, ada dua aspek dalam teladan yang harus diperhatikan. "Teladan itu dua aspek. Teladan untuk ditiru dan teladan untuk jangan ditiru," kata Anies kepada Merry.
Politikus lulusan Northern Illinois University itu menekankan bahwa kepemimpinan adalah kesempatan bagi seorang pemimpin untuk menyampaikan nilai dan ideologi yang melekat pada dirinya. "Mengapa nilai itu penting? Kalau pemimpin pegang nilai, maka dia akan menjadi penjaga norma, nilai dalam organisasi," ujar Anies.
Jokowi akan menuntaskan masa jabatan dua periodenya pada 20 Oktober mendatang. Ia akan digantikan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam gelaran Pilpres 2024 lalu. Pemilihan presiden kali ini diwarnai dengan sengketa hukum.
Acuan yang digunakan para pemohon, yakni pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah adanya sidang etik Mahkamah Konstitusi dan Ketua MK Anwar Usman dinyatakan bersalah. Dalam sidang etik itu, Anwar sebagai ketua MK yang juga ipar Jokowi, merumuskan sendiri norma yang menyatakan seorang kepala daerah yang terpilih melalui pemilu dapat mendaftarkan diri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden meskipun belum genap berusia 40 tahun.
Sengketa tersebut diakhiri dengan Mahkamah Konstitusi pada April 2024 menolak seluruh permohonan sengketa yang diajukan oleh pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
MK menyatakan tidak ada intervensi presiden dalam perubahan syarat calon presiden dan wakil presiden, serta menolak dalil cawe-cawe Jokowi dalam pencalonan anaknya, Gibran. Keputusan tersebut disampaikan oleh Ketua MK Suhartoyo dalam sidang di Gedung MK, Jakarta Pusat pada 22 April 2024. Namun tiga hakim konstitusmenyatakan dissenting opinion atau tidak setuju atas putusan itu. Dissenting opinion dalam sejarah sidang gugatan hasil pemilu itu baru kali ini terjadi.
YOUTUBE
Pilihan Editor: Anies Baswedan Cerita tentang Awal Mula Julukan Anak Abah
Catatan: Isi dalam artikel ini pada Rabu, 9 Oktober 2024 pukul 6.34 WIB ada penambahan penjelasan tentang acuan yang digunakan penggugat dan dissenting opinion pada sidang gugatan hasil pemilu.