Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Sebelum Rahim Diangkat, Feby Febiola Minta Dokter Selamatkan Nyawanya

Kepada Deddy Corbuzier, Feby Febiola blak-blakan menyatakan kanker ovarium stadium 1c yang dideritanya membuatnya harus kehilangan rahim.

24 November 2020 | 12.54 WIB

Feby Febiola yang kini berusia 42 tahun ini tetap menjalani kegiatan secara normal dan tetap menjaga pola makan sehat. Instagram/@febyfebiola_
material-symbols:fullscreenPerbesar
Feby Febiola yang kini berusia 42 tahun ini tetap menjalani kegiatan secara normal dan tetap menjaga pola makan sehat. Instagram/@febyfebiola_

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Feby Febiola mengatakan kanker rahim yang dideritanya telah menyebabkan ia kehilangan rahimnya. "Endingnya kehilangan rahim. Enggak ada pilihan lain karena memang bahaya sekali kalau enggak diambil," kata dia saat menjadi tamu podcast Close The Door di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Selasa, 24 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia menuturkan, bermula dari rasa mudah lelah yang dirasakan selama setahun. Saat itu, Feby berpikir kelelahan ini akibat usia. Tak terpikir olehnya bakal terkena kanker. "Gaya hidup gue sehat, makan enggak aneh-aneh, suka olahraga," tuturnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Didorong rasa penasaran, Feby melakukan pap smear dan USG rutin. Ia terkejut ketika dokter mengatakan ada tumor di rahimnya. Pada pemeriksaan CT-scan, dokter menemukan tumor di rahimnya berukuran 8 cm. "Dokter bilang, ini kayaknya harus diambil," ujarnya. 

Feby Febiola berpose saat menikmati liburannya. Feby Febiola kini tampil plontos setelah divonis kanker ovarium stadium 1 C. Kanker itu diperoleh dari tumor di rahimnya. Instagram/@febyfebiola_

Dokter memberitahu istri Franky Sihombing ini untuk melakukan operasi frozen section. Saat itu dokter menuturkan, frozen section merupakan teknik pemeriksaan histologi untuk melihat substansi jaringan dan untuk mendiagnosa penyakit pada biopsi jaringan pada kasus-kasus darurat. Perutnya dibuka, diambil jaringan yang segera dikirim ke laboratorium saat itu juga. Jika tumor itu jinak, maka dokter cukup mengambil sel-sel kankernya saja. Tapi jika ganas, rahim Feby harus diangkat. 

Mengetahui hal itu, sebelum melakukan operasi, Feby yang mengaku sudah mendapatkan bisikan roh kudus jika tumor itu kanker, sudah pasrah. "Gue udah ngomong sama dokter sebelum dioperasi, kalau ganas, 'Please save my life, Doc'. Kalau gue hidup gue bisa lakukan hal-hal baik," ucapnya. Ia juga diberitahu ia mengidap kanker ovarium stadium 1c sehingga pilihannya adalah rahimnya diangkat. 

Sebelum operasi, Feby mengaku sudah siap mati. "Pas bangun, eh masih di ruangan dokter,  berarti gue selamat. Gue bangun kesakitan, minta pain killer," tuturnya. 

Kendati sudah diangkat rahimnya, dokter tetap menyarankannya untuk melakukan kemoterapi. "Ternyata tumor itu sudah pecah, jadi harus diatasi takut menyebar," ujarnya. Tumor dihancurkan melalui kemoterapi itu dilakukan sebanyak enam kali yang berimbas rambutnya rontok. "Terakhir kemo tanggal 28 bulan lalu. Gue dua minggu setelah kemo pertama. rambut rontok." 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus