Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Senggigi Terus Ditata, Apa Saja Targetnya?

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus menata kawasan Senggigi. Targetnya, kawasan wisata itu kian meningkatkan pendapatan daerah.

3 Maret 2020 | 20.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana di Pantai Senggigi di depan Hotel Sheraton Senggigi Beach Resort. TEMPO/Supriyantho Khafid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat serius mengembangkan kawasan wisata Senggigi sebagai ikon pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada 2020, Lombok Barat menggelontorkan sekitar Rp45 miliar untuk membenahi jalan koridor utama sepanjang 13 kilometer lebih dan aneka objek wisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penataan dibagi menjadi tiga tema di seluruh kawasan tersebut. Untuk tema satu adalah kuliner sepanjang 3,2 kilometer, yang dimulai dari gerbang masuk perbatasan Kota Mataram sampai ke kawasan sebelum Makam Batulayar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk tema ini saja, Pemkab Lombok Barat menyiapkan Rp2,3 miliar untuk empat spot berupa pintu gerbang, rest area, trotoar dengan banyak signing edge. Tema berikutnya, adalah tema religi. Ini terkait dengan adanya Makam Batulayar dan Pura Batu Bolong, yang menjadi potret pluralisme dan toleransi di Lombok Barat.

Untuk tema religi itu, Pemkab Lombok Barat berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata, yang akan menjadi subjek teknis pembangunan dua destinasi tersebut.

Untuk koridor jalan di tema religi ini kita menyiapkan Rp 1,2 miliar dengan dua sub tema, yaitu Islamic Theme dan Hindu Theme. Ada tigaa spot di tema ini berupa signing edge, Batu Bolong Landmark dan Batu Layar.

Tema terakhir, adalah tema Pantai yang dimulai dari kawasan Alberto sampai dengan perbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara. "Pada kawasan sepanjang 6,5 kilometer itu, kami menyiapkan signing edge di setiap 250 meter dan gapura perbatasan. Tapi untuk tema ini baru sampai tahap perencanaan saja," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Lombok Barat I Made Arthadana.

Dinas PUTR menjadi pengelola teknis, dari selutuh pekerjaan pada koridor utama tersebut. Dinas itu juga turut menjadi pengelola teknis, penataan jalan masuk menuju pantai Senggigi yang nilai proyeknya mencapai Rp2,6 miliar, kawasan inti pantai Senggigi yang membutuhkan biaya sebesar Rp11,4 milyar, dan gapura perbatasan senilai Rp2,5 miliar, "Untuk pembiayaan, bersumber dari APBD," kata Arthadana.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyiapkan Dana Alokasi Umum sebesar Rp 23 miliar yang merupakan kebijakan prioritas, dan dari pinjaman daerah sebesar Rp 2,6 miliar. Sisanya sebesar Rp 20 miliar dari pinjaman daerah yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Lombok Barat untuk merevitalisasi objek vital destinasi seperti Makam Batu Layar, kawasan Batu Bolong, Alberto, Sheraton, Pasifik, dan kawasan Kerandangan.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyatakan serius membangun kembali Senggigi. Di samping membangun secara fisik, pengelolaannya akan diserahkan kepada DMO (destination management organization). "Kami ingin pengelolaan Senggigi ini lebih efektif, cepat, dan lebih memudahkan pelayanan ke para pelaku dan wisatawan," ujar Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Saipul Akhkam.

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid sewaktu silaturahmi dengan para pelaku pariwisata di Senggigi mengatakan akan membentuk Badan Pengelola Pariwisata. Pariwisata sebagai salah satu sektor basis penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Lombok Barat, "Khususnya kawasan Senggigi yang juga merupakan ikon pariwisata NTB," ucapnya. 

Lombok Barat Color Run 2019 di kawasan wisata Senggigi.(foto dokumentasi HUMAS Pemkab Lombok Barat)

Juru bicara Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Saipul Akhkam menyebutkan secara khusus nomenklaturnya pada pajak retribusi adalah dari akomodasi dan konsumsi. Rata-rata antara 30-40 persen setiap tahun.

Saat ini asumsi PAD mencapai Rp309 miliar. Tahun lalu capaiannya tidak lebih dari 95 persen dari Rp270 miliar yang direncanakan. "Berarti pariwisata menyumbang antara 30-40 persen dari 95 persen capaian PAD tahun lalu," katanya.  

SUPRIYANTHO KHAFID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus