Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membangun Kebun Raya Mangrove.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebun Raya Mangrove Surabaya telah diresmikan pada Rabu 26 Juli 2023 atau bertepatan pada Peringatan Hari Raya Mangrove Internasional. Peresmian dilakukan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengarah BRIN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Indonesia.go.id, awalnya pada 2017, Tri Rismaharini selaku Wali Kota Surabaya mengusulkan kawasan lindung Pantai Timur, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur sebagai Kebun Raya Mangrove. Ini juga menjadi kebun raya pertama di Indonesia yang dikhususkan bagi pelestarian mangrove.
Kemudian, usulan tersebut disampaikan kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, yang sekarang bertransformasi menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kehadiran Kebun Raya Mangrove Surabaya ini menambah jumlah kebun raya di tanah air menjadi 46 lokasi, baik yang dikelola oleh BRIN, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota.
Kebun Raya Mangrove Surabaya yang berada tak jauh dari pusat pemerintahan ibu kota Jawa Timur tersebut mencakup kawasan seluas total 27 ha meliputi tiga lokasi yaitu Mangrove Wonorejo, Mangrove Medokan Sawah, serta Mangrove Gunung Anyar. Pembangunan Kebun Raya Mangrove Surabaya dimulai pada 29 April 2018 hasil kolaborasi Pemkot Surabaya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), BRIN, dan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI).
Saat ini, Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki 57 koleksi yang sudah diidentifikasi. Namun dari 57 koleksi itu, yang sudah diregistrasi secara resmi jumlahnya ada 17 spesies.
Koleksi tanaman itu di antaranya adalah api-api (Avicennia lannata), bakau hitam (Rhizophora mucronata), dan bakau merah (Rhizophora mangle). Kemudian bakau minyak (Rhizophora apiculata), bintaro (Cerbera manghas), dan gedang-gedangan (Heliconia rostrata).
Ada pula jeruju hitam (Acanthus ebracteatus), ketower (Derris trifoliata), kurma rawa (Phoenix paludosa), dan paku laut (Acrostichum aureum). Selanjutnya ada pidada merah/bogem (Sonneratia caseolaris), waru (Hibiscus tiliaceus), dan waru laut (Thespesia populnea).
Sebagai objek wisata, pihak pemkot melengkapi Kebun Raya Mangrove Surabaya dengan wisata edukasi mangrove. Antara lain, kanopi atau jalan selebar satu meter dari susunan bilah papan dan bambu berbentuk panggung sepanjang 630 meter membelah hutan mangrove. Terdapat pula menara pandang setinggi 12 meter, dermaga perahu, dan arena piknik atau picnic ground.
Selain itu, disediakan juga wisata perahu menyusuri sungai sepanjang 5,4 kilometer sambil menikmati pesona hutan mangrove serta 28 jenis burung penghuninya. Sebuah jembatan gantung terbuat dari kayu dan bambu sepanjang sekitar 30 meter telah berdiri kokoh untuk menyambungkan kawasan Mangrove Gunung Anyar dan Mangrove Medokan Sawah.
Adapun fsilitas lainnya yang disediakan di Kebun Raya Mangrove Surabaya adalah musala, ruang pertemuan, galeri, dan toilet. Untuk sementara, pengunjung tidak dipungut biaya kecuali jika ingin mencoba beberapa wahana di dalam Kebun Raya Mangrove Surabaya seperti susur sungai.
Pilihan Editor: Momen Saat Megawati Resmikan Kebun Raya Mangrove di Surabaya