Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Braian Nahuel Paiz, pelayan asal Argentina yang diduga terlibat dalam kematian Liam Payne, angkat bicara. Paiz menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyediakan narkoba untuk penyanyi pop itu atau menerima uang darinya. Dalam wawancara di televisi Argentina pada Sabtu, 9 November, Paiz mengungkapkan sejumlah klaim soal pertemuannya dengan mantan anggota One Direction tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya tidak pernah memasok narkoba kepada Liam," ujar Paiz kepada jurnalis Guillermo Panizza di program Telefe Noticias. Menurut pengakuannya, mereka pertama kali bertemu di restoran tempatnya bekerja di kawasan elite Puerto Madero.
Kronologi Pertemuan dengan Liam Payne
Paiz, yang kini menjadi salah satu dari tiga tersangka yang diperiksa pihak berwenang dalam kasus ini, menyatakan bahwa hubungannya dengan Liam tak lebih dari pertemanan biasa. Setelah pertemuan pertama di restoran, dia dan pelantun ‘Best Song Ever’ itu sempat bertukar nomor kontak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hubungan mereka berlanjut saat Paiz berkunjung ke hotel tempat Liam menginap pada Rabu, 2 Oktober. “Kami bertemu lagi malam itu, dan Liam bahkan menunjukkan beberapa musik yang sedang ia garap," kata Paiz. Menurutnya, saat mereka bertemu, Liam sudah berada dalam pengaruh obat-obatan, tapi ia menegaskan tidak menyediakan narkoba untuk Liam.
"Saya hanya menghabiskan malam bersama, tidak lebih dari itu," ungkapnya. Paiz mengaku saat itu mereka minum wiski bersama dan Liam meminta kontaknya di Instagram untuk memudahkannya menghubungi.
Paiz mengklaim bahwa pertemuan terakhir mereka terjadi pada Ahad, 13 Oktober, tiga hari sebelum Liam ditemukan meninggal setelah jatuh dari balkon lantai tiga hotelnya. Ia mengaku bahwa dirinya dan Liam sempat mengonsumsi narkoba bersama saat di hotel, tapi ia menegaskan tidak pernah menjadi pemasok atau menerima uang dari Liam.
"Saya tidak pernah membawakan narkoba untuknya atau menerima uang," ucap Paiz. Ia juga menunjukkan bukti percakapan yang menurutnya menunjukkan rencana pertemuan kedua mereka. "Saya memiliki semua pesan yang membuktikan pertemuan itu," kata dia menambahkan. Foto yang menunjukkan dirinya dan Liam saat berada di hotel tersebut juga ditampilkan di televisi.
Bantahan Terduga Lainnya
Rogelio ‘Roger’ Nores, seorang pengusaha asal Argentina yang dikenal sebagai teman dekat Payne, juga disorot dalam kasus ini. Rogelio, yang awalnya diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga tersangka, juga membantah keterlibatannya dalam kematian Liam. Dalam pernyataan kepada media, ia menjelaskan bahwa dirinya mengunjungi Liam di hotel beberapa kali pada hari tragis tersebut dan meninggalkan lokasi sekitar 40 menit sebelum insiden.
"Ada lebih dari 15 orang di lobi hotel yang bercanda dan tertawa bersamanya ketika saya pergi," ungkapnya. Rogelio juga menegaskan dia hanyalah teman dekat Liam, bukan manajernya. Ia hanya memberikan kesaksian kepada pihak kepolisian pada Kamis, 17 Oktober dan belum dihubungi lagi oleh pihak berwenang sejak saat itu.
Penyelidikan Terus Berlanjut: Jam Tangan Rolex Payne Hilang
Kasus ini semakin pelik dengan laporan bahwa jam tangan Rolex yang dikenakan Liam sebelum kematiannya belum ditemukan. Jam tersebut terlihat dalam rekaman CCTV beberapa jam sebelum kematian Liam pada Rabu, 16 Oktober.
Berdasarkan analisis rekaman CCTV, Liam terlihat masih mengenakan jam tangan tersebut sekitar dua hingga tiga jam sebelum jatuh dari balkon hotel. Penyidik telah mencari jam tangan tersebut di berbagai lokasi, termasuk rumah para tersangka dan dua perempuan yang menemani Liam di hari kematiannya.
Geoff Payne, ayah Liam, tiba di Argentina dua hari setelah kematian putranya. Setelah berkunjung ke tugu peringatan sementara yang didirikan penggemar di luar hotel, ia kembali ke Inggris bersama jenazah Liam, untuk mengurus persiapan pemakaman di kota asal Liam, Wolverhampton.
DAILY MAIL | PAGE SIX | INDEPENDENT UK