Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana alam tidak bisa diprediksi. Kadang kala, kondisi tersebut terjadi saat sedang liburan. Sebelum di Los Angeles, kebakaran besar juga terjadi di beberapa tempat wisata seperti Hawaii pada 2023 dan Yunani pada 2024. Destinasi wisata di Italia dan Islandia juga kerap dilanda bencana gunung meletus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bencana alam dapat terjadi dalam sekejap mata dan menyebabkan gangguan parah bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Dalam situasi ini, keselamatan adalah yang terpenting. Ada beberapa hal yang harus diingat agar bisa menghadapi situasi tersebut dengan tenang, rasional, dan seaman mungkin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut James Brockbank, pendiri The Family Vacation Guide, ada lima hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan wisatawan saat terjadi bencana alam di tengah liburan.
5 Hal yang Harus Dilakukan
1. Tetap Terinformasi
Brockbank menyarankan agar wisatawan selalu mengikuti perkembangan lokal melalui berita lokal, pengumuman pemerintah, dan aplikasi cuaca. Jika hal terburuk terjadi, wisatawan juga harus tahu di mana mencari informasi yang berguna. Di wilayah-wilayah di dunia yang rawan bencana alam, sebagian besar hotel atau wisma tamu akan menyediakan informasi tentang apa yang harus dilakukan di kamar atau di bagian penerima tamu.
"Kenali zona aman atau tempat berlindung di area yang Anda kunjungi dan biasakan diri Anda dengan prosedur evakuasi setempat," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip Thrillist. Jika berada di luar negeri, sebisa mungkin hubungi kedutaan agar bisa mendapat bantuan.
2. Tetap Bersama
Jika traveling berkelompok, usahakan selalu bersama. Ini memudahkan petugas mencari korban. Pergilah ke dataran tinggi jika terjadi banjir atau tsunami, dan menjauhlah dari gedung jika terjadi gempa bumi jika memungkinkan.
3. Simpan Dokumen Penting
Buat salinan semua dokumen, seperti paspor, tanda pengenal, asuransi perjalanan, dan kontak darurat, dan simpan di dalam tas tahan air dan mudah diakses. Jika membawa anak, berikan salinan dokumen penting kepada masing-masing. "Pastikan anak-anak memiliki salinan dokumen identitas mereka dan detail kontak Anda," kata Brockbank.
4. Berkomunikasi dengan Keluarga
Jika terjadi bencana alam di destinasi yang dikunjungi, berita akan menyebar dengan cepat dan sampai ke keluarga yang tidak ikut. Pastikan memberi tahu mereka tentang keadaan terkini melalui media sosial, pesan teks, atau bahkan melalui kedutaan.
5. Siapkan Perlengkapan Darurat
Perlengkapan darurat yang harus selalu disediakan antara lain air, obat-obatan yang diperlukan, pertolongan pertama, dan makanan kemasan.
5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan
1. Jangan Abaikan Peringatan
Tanggapi semua peringatan dan anjuran dengan serius, meskipun itu berarti harus mengubah rencana perjalanan.
2. Jangan Hanya Mengandalkan GPS
Meskipun perlu geolokasi dan mencari tempat aman selama keadaan darurat, GPS mungkin bukan alat yang paling dapat diandalkan. Jika terjadi bencana alam, GPS bisa saja tidak diperbarui dengan situasi terkini, misalnya beberapa jalan tertutup bencana atau berbahaya.
3. Pehatikan Kesejahteraan Emosional Anak-anak
Bencana alam bisa membuat situasi sangat menegangkan. Orang dewasa mungkin bisa mengatasi emosi ini, tetapi anak-anak mungkin sangat ketakutan. Cobalah alihkan perhatian mereka dan hibur mereka untuk memberikan kenyamanan.
4. Jangan Ambil Makanan dan Minuman dari Sumber Tidak Dikenal
Dalam suatu bencana, sumber daya lokal termasuk air dan makanan mungkin terkontaminasi. Jadi, sebaiknya gunakan perbekalan yang ada.
5. Jangan Lupakan Asuransi Perjalanan
Jangan lupa membuat asuransi perjalanan jika memungkinkan, dan pastikan asuransi tersebut mencakup bencana alam dan keadaan darurat, termasuk biaya evakuasi.
THRILLIST | NATIONAL GEOGRAPHIC