Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thailand menjadi negara pertama di Asia yang memperkenalkan kemasan rokok polos pada Senin, 17 Desember 2018. Langkah pengendalian tembakau yang lebih kuat, telah diadopsi oleh Thailand sebagai negara berpenghasilan rendah dan menengah pertama, yang mengadopsi kemasan rokok polos (plain packaging).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah berani Thailand melawan rokok, yang diketahui sebagai penyebab paling penting dari kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia, patut dihargai dan mencerminkan upaya serius negara dalam mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur WHO Regional Asia Tenggara mengucapkan selamat kepada Thailand atas undang-undang kemasan rokok polos yang telah disahkan. UU kemasan rokok polos adalah upaya terbaru pemerintah Thailand, setelah UU Pengendalian Tembakau tahun 2017 yang memberlakukan batasan 20 tahun, sebagai usia minimum untuk membeli rokok, larangan penjualan rokok eceran, larangan iklan, promosi dan sponsor oleh industri rokok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aturan kemasan rokok polos melarang penggunaan logo, warna, gambar merek atau informasi promosi pada kemasan, selain nama merek dan nama produk yang ditampilkan dalam warna dan huruf atau gaya font standar. Kemasan polos adalah kebijakan berbasis bukti yang diadvokasi oleh Konvensi Kerangka WHO tentang Pengendalian Tembakau (FCTC), sebuah perjanjian hukum yang bertujuan untuk melindungi generasi sekarang dan masa depan, terhadap dampak kesehatan dan sosial ekonomi yang merusak, dari penggunaan tembakau.
Sesuai undang-undang baru Thailand, pada September 2019 kelak semua rokok akan memiliki kemasan polos. Thailand juga sudah memiliki peringatan kesehatan bergambar atau grafis, yang meliputi 85% area kemasan rokok. Aturan kemasan polos tersebut adalah bagian dari program pengendalian rokok dengan target perokok saat ini dan calon perokok baru.
Prevalensi penggunaan tembakau cukup tinggi di Thailand dengan 11 juta perokok, yaitu diperkirakan satu dari setiap lima orang dewasa Thailand adalah perokok atau hampir 50% pria dalam kelompok usia 35-54 tahun. Sebaliknya, hal yang menjadi perhatian negara adalah penggunaan rokok yang terus menerus tinggi di kalangan pemuda, yaitu satu dari setiap enam pemuda Thailand dalam kelompok usia 13-17 tahun adalah perokok.
Secara global, rokok berhubungan dengan kematian lebih dari tujuh juta orang setiap tahun, yaitu hingga separoh dari penggunanya. Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular utama, seperti serangan jantung, stroke, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes.
Penyakit tidak menular mencakup lebih dari 70% dari semua kematian di Thailand. Menekan jumlah perokok penting untuk membalikkan epidemi penyakit tak menular yang sedang berkembang, dan menjadi program prioritas utama otoritas kesehatan di berbagai negara. Negara seharusnya berada di garis terdepan dalam perang melawan rokok.
Tulisan ini sudah tayang di Dokterwikan