Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thailand kembali merencanakan penarikan pajak pariwisata sebesar 300 baht atau sekitar Rp138.000 per orang. Rencana ini diumumkan oleh Menteri Pariwisata Thailand yang baru, Sorawong Thienthong. Langkah ini bertujuan untuk menstimulasi pendapatan pariwisata, dengan target mencapai sedikitnya 3 triliun baht atau sekitar Rp1.379 triliun tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Bangkok Post, Selasa, 17 September 2024, Sorawong mengatakan bahwa pemungutan pajak turis menguntungkan industri pariwisata. "Pendapatannya dapat digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan objek wisata, sekaligus memastikan keselamatan wisatawan," kata dia, Senin, 16 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pajak tersebut disetujui oleh kabinet sejak 2022, namun sampai saat ini belum diberlakukan.
Berdasarkan skema yang diusulkan, kedatangan asing melalui udara akan membayar 300 baht, sementara mereka yang datang melalui laut dan darat akan dikenakan biaya 150 baht atau sekitar Rp69.000. Namun, dibutuhkan waktu lama untuk menilai kesiapan sistem, sehingga tidak pasti apakah pemungutan akan dimulai pada kuartal terakhir tahun ini. Kementerian tengah berupaya menyelesaikan prosedur pemungutan dengan cara yang tidak berdampak negatif pada sentimen pariwisata.
Skema We Travel Together
Selain pajak, kementerian tengah mempertimbangkan untuk menerapkan kembali program stimulus pariwisata yang berhasil dari era pandemi, seperti skema pembayaran bersama "We Travel Together" untuk kamar hotel dan tiket pesawat. Inisiatif semacam itu telah diakui efektivitasnya dalam memberi manfaat langsung bagi ekonomi lokal.
Thailand juga mengambil langkah untuk mengatasi praktik dumping harga wisata yang membuat harga paket wisata Thailand lebih murah untuk wisatawan asing. Menteri mengakui bahwa meskipun jumlah operator ilegal belum tentu bertambah, kerusakan finansial yang disebabkan oleh praktik semacam itu kemungkinan akan lebih parah daripada sebelumnya.
Menjelang musim puncak, kementerian optimis bahwa acara-acara populer seperti maraton, Loy Krathong, dan hitung mundur Tahun Baru akan menghasilkan pendapatan yang signifikan dari wisatawan domestik dan internasional. Thailand juga tengah mengusulkan penyelenggaraan Formula 1.
TRAVEL AND TOUR WORLD | BANGKOK POST