Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Tiga gili atau Gili Tramerna di Lombok Utara yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air terancam memgalami kesulitan aor bersih. Pelaku pariwisata pun meminta pemerintah setempat peduli akan kebutuhan air untuk 3000-an wisatawan yang sebagian besar adalah turis asing dari Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesulitan ini bermula dari dihentikannya aliran air bersih karena perizinan. Kini di tiga gili itu hanya tersedia air sumur bor yang payau atau asin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
‘’Kalau menunggu suplai dari daratan Lombok melalui angkutan perahu, harga air bersihnya menjadi mahal," kata Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Lombok Utara Vicky Hanoi, sewaktu bertemu wartawan di Mataram, Sabtu, 12 Oktober 2024 pagi. Vicky Hanoi adalah General Manager (GM) Pearl of Trawangan Resort. Ia datang bersama dengan Gili Hotel Association (GHA) antara lain Ketua GHA Lalu Kusnawan yang juga General Manager Wilsons Retreat, selain Vyanna Gili Air Lyly Mac Donald dan GM Ayom Suite Mataram Dayu Apriawati.
Jika kesulitan air bersih berlarut-larut, dikhawatirkan turis asing membatalkan kunjungan. Menurut dia, saat ini sudah ada pembatalan kedatangan sebesar 10 persen ke Gili Tramena.
"Mungkin terjadi penurunan hingga 50 persen. Juga berdampak terjadinya pengurangan karyawan hingga ratusan pekerja lokal,’’ ucapnya.
Gili Tramena memerlukan hingga 5.000 liter air bersih setiap hari. Jika mengambil dari daratan, ongkos angkutnya mencapai Rp 500 ribu per kubiknya. ‘’Kami bergantung kepedulian pejabat untuk mempercepat penanganannya,’’ katanya.
Sebelumnya, TEMPO memberitakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Cabut Izin Lokasi Perairan PT Tiara Cipta Nirwana di Gili Meno dan Gili Trawangan karena melewati Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan.