Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Blitar - Blitar punya destinasi wisata yang seru buat penggemar kopi. Namanya De Karanganjar Koffie Plantage. Kawasan ini adalah kebun kopi dan pabrik kopi peninggalan Belanda, baru dibuka sebagai tempat wisata pada Desember 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski belum lama, kiprah De Karanganjar Koffie Plantage di dunia pariwisata sudah kesohor. Gaungnya santer terdengar baik di kalangan pecinta kopi maupun penggemar liburan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebun yang berlokasi di Karanganyar Timur, Nglegok, Blitar, ini punya sejumlah atraksi wisata yang menarik. Tiga di antaranya harus Anda coba ketika melancong ke sana.
1. Belajar kopi sambil naik ATV
Luas kawasan De Karanganjar Koffie Plantage mencapai 250 hektare. Hampir seluruhnya merupakan kebun yang ditumbuhi tanaman kopi. Untuk berkeliling, tentu tak memungkinkan kalau cuma ditempuh dengan jalan kaki. Maka itu, pengelola menyediakan ATV.
ATV bisa disewa dengan biaya Rp 50 ribu sekali putaran. Sepanjang perjalanan, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan pohon-pohon kopi dan buahnya yang eksotis. Wisatawan juga bisa belajar cara menyemai hingga memanen bijinya. Apalagi di sepanjang jalur terdapat papan informasi mengenai kopi-kopi tersebut.
Selain naik ATV, keliling kebun kopi juga bisa dilakukan dengan naik jeep. Biayanya Rp 100 ribu per orang.
2. Keliling Museum
Tak cuma ada kopi, di kebun ini Anda dapat menjumpai sedikitnya tiga museum. Museum-museum itu dikelola oleh Herry Noegroho, mantan Bupati Blitar yang juga keturunan Denny Roshadi, pemegang tongkat estafet kepemilikan kebun berstatus hak guna usaha pasca-Belanda.
Ada Museum Pusaka, Museum mBlitaran, dan Museum Purnabakti. Museum mBlitaran berisi lukisan-lukisan koleksi pribadi pengelola kebun kopi. Ada lukisan karya seniman kawakan Nusantara, Basoeki Abdullah. Ada pula hasil goresan tangan Lim Wasim, Rustamaji, dan Asrofil Huda. Yang unik, ada lukisan yang digubah dari ampas-ampas kopi.
Museum Pusaka berisi keris-keris kuno berbagai jenis. Misalnya keris omyang, keris tilam, keris keleng luk 7, dan keris junjung drajat. Ada juga benda pusaka kraton, seperti tombak. Di salah satu ruangan, terdapat lukisan Nyi Roro Kidul. Ruangan ini terasa sakral. Pengunjung tak boleh memotret benda-benda pusaka bila masuk ke ruangan ini.
Adapun Museum Purnabakti berisi dokumentasi mengenai para pemimpin Blitar yang sudah pensiun. Tujuannya supaya pengunjung tahu sejarah Blitar lewat sistem birokrasinya.
3. Menjadi Relawan Pengelola Kopi
Kegiatan ini adalah program yang digelar khusus untuk wisatawan asing. Para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kebun diperkenankan menjadi pengelola kebun, mulai dari petani hingga penyeduh kopi. Program ini digelar selama dua pekan.
Para wisatawan mancanegara akan bekerja sebagai karyawan di pabrik kopi tanpa dibayar. Umumnya yang tertarik mengikuti program volunteer ini adalah wisatawan asal Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Prancis. Kebanyakan turis itu tertarik datang memang untuk belajar kopi-kopi Nusantara.
Selain tiga agenda wisata itu, pelancong bisa juga menikmati syahdunya kebun dengan menyeruput secangkir kopi di kafe-kafe yang terdapat di bagian muka kawasan. Kopi andalannya adalah robusta dengan merek De Karanganjar Koffie. Secangkir kopi ini dijual seharga Rp 10 ribu. Untuk masuk ke kawasan perkebunan, setiap pelancong hanya perlu membayar tiket masuk Rp 15 ribu.
Francisca Christy Rosana
Artikel Lain: Coba Lima Kedai Kopi di Jabodetabek Ini