Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi traveler, menyelam dan memiliki foto lanskap bawah laut atau underwater adalah hal yang membanggakan. Maka itu banyak pelancong yang melakukan aktivitas diving atau menyelam untuk membidik keindahan biota laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, ada banyak hal yang sebaiknya diperhatikan saat traveler ingin memotret di dalam air. Muljadi Pinneng, fotografer bawah laut sekaligus penyelam profesional, menyarankan traveler memperhatikan poin berikut ini.
1. Menjadi penyelam atau diver
Hal utama yang harus dilakukan traveler bila ingin memotret lanksap di bawah laut adalah menjadi penyelam. Sebab, terumbu karang dan ikan-ikan biasanya hidup di perairan cukup dalam, atau bukan di pinggir pantai.
Hal itu mengharuskan traveler menyelam untuk bisa melihatnya. Bila tidak punya kemampuan menyelam, alih-alih mendapatkan gambar yang bagus, keselamatan traveler malah menjadi ancamannya.
Adapun bila sudah lulus kursus selam, traveler akan mengetahui etika menyelam di dalam laut yang boleh dan tidak boleh dilakukan. "Kalau mengikuti bahan pelajaran dengan benar, semua yang kita perlu tahu tentang etika dalam air sudah ada di kursus," kata Pinneng saat ditemui di acara Deep and Extreme di Jakarta Convention Center, Jakarta, 10 Maret 2018.
2. Tidak menyentuh apa pun di dalam laut
Ketika sedang menyelam dan ingin mengambil foto, traveler tidak diperkenankan sedikit pun menyentuh terumbu karang atau makhluk hidup lain di dalam laut. "Meski untuk alasan estetika," kata Pinneng.
Sebab, traveler yang menyentuh terumbu karang akan berkontribusi terhadap kerusakan alam bawah laut.
3. Peka dengan kehidupan bawah laut
Pinneng mengatakan memotret makhluk hidup di bawah laut sama dengan memotret manusia. Jadi, etika memotret makhluk hidup tetap harus diterapkan. "Misalnya mau memotret kuda laut kecil, dia sangat sensitif. Kita harus peka," kata Pinneng.
Kunci memotret makhluk hidup bawah laut adalah sabar. "Kalau bisa, jangan langsung jepret-jepret berentetan. Tunggu dulu," tutur Pinneng.
Seorang penyelam dari Pelagic Life memotret seekor hiu putih yang ganas dari dekat di Semenanjung Baja, Meksiko. Pemotretan ini dalam rangka promosi konservasi laut. Jero Prieto/Barcroft Media/ dailymail.co.uk
4. Memilih kamera sesuai dengan tujuan
Memotret di bawah laut bukan hal yang mudah. Sebab, konsentrasi traveler harus dibagi-bagi antara membawa peranti dan menyeimbangkan badan. Apalagi di perairan berarus. Traveler harus tetap waspada supaya tidak terbawa arus lantaran keasyikan memotret. "Atau jangan sampai merasa kerepotan membawa peranti yang berat," tutur Pinneng.
Sebaiknya, traveler membawa kamera sesuai dengan tujuannya. Bila hanya untuk koleksi pribadi, Pinneng merekomendasikan mereka membawa kamera poket. "Poket pun banyak yang hasilnya sudah bagus. Sebab kalau pakai kamera profesional, itu berarti traveler harus siap membawa beban 6-7 kilogram," katanya.
5. Menyelam maksimal 18 meter untuk pemula
Bagi traveler yang baru masuk kelas pemula dalam bidang menyelam, sebaiknya tak melampaui batas kedalaman 18 meter. Maka itu, saat sedang asyik memotret, traveler kudu memperhatikan batas kedalaman yang telah ia lampaui.
6. Tidak boleh menyentuh bangkai kapal
Bangkai kapal memang banyak ditemukan di dasar laut. Sama seperti memperlakukan makhluk hidup, bangkai kapal juga tak boleh disentuh barang sedikit. Sebab, bangkai yang sudah beratus-ratus tahun ini akan menjadi habitat ikan-ikan.
"Enggak boleh menyentuh (bangkai kapal). Kalau sudah jadi wreck (bangkai kapal karam), ada biota yang hidup di sana," ucap Pinneng. (Baca juga: 8 Spot Diving di Ternate yang Patut Dicoba).
FRANCISCA CHRISTY ROSANA