Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kemenparekraf Incar Wisata Minat Khusus untuk Naikkan Devisa

Kemenparekraf bakal serius menggarap wisata minat khusus, karena pelakunya secara kualitas memiliki daya beli dan lama tinggal yang bagus.

12 Maret 2020 | 19.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu melakukan selebrasi usai memecahkan rekor kecepatan dunia saat final Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Xiamen, China, Sabtu, 19 Oktober 2019. Aries berhasil menjadi yang tercepat dan memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 6,995 detik di pantai final ketika berhadapan dengan atlet panjat tebing China, Yi Ling Song dengan catatan 9,032 detik. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong peningkatan kualitas kunjungan wisatawan serta devisa pariwisata. Salah satu caranya melalui kegiatan wisata minat khusus termasuk di dalamnya wisata petualangan (adventure).

Hal tersebut disampaikan Sektretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Edy Wardoyo seusai membuka pameran INDOFEST 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/3/2020). 
 
Ia menjelaskan, fokus pariwisata Indonesia dalam lima tahun ke depan adalah meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan. Kemenparekraf menargetkan pengeluaran rata-rata wisatawan/ASPA (Average Spending per Arrival) maupun length of stay (LoS) sehingga berdampak positif terhadap peningkatan devisa. 
 
“Untuk mencapai target tersebut berbagai upaya dilakukan di antaranya dengan meningkatkan kualitas produk termasuk wisata minat khusus. Dengan harapan dapat meningkatkan ASPA dan LoS di kalangan wisatawan selama berkunjung ke Indonesia,” kata Edy Wardoyo. 
 
Beragam produk wisata minat khusus seperti surfing, diving, tracking, hiking, rafting, atau fishing, menurut Edy Wardoyo, sudah terbukti mampu mendatangkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Biasanya mereka juga memiliki waktu tinggal serta pengeluaran yang lebih tinggi dibanding wisatawan leisure pada umumnya. 
 
“Misalnya dalam wisata minat khusus selam (diving), pengeluaran penyelam termasuk tinggi. Karena rata-rata waktu tinggal mereka cukup lama. Baru tiba mereka belum tentu langsung diving, setelah menyelesaikan trip diving-nya mereka juga harus punya waktu istirahat minimal satu hari. Jadi length of stay-nya lebih lama,” kata Edy Wardoyo. 
 
Wisata minat khusus juga mendorong industri dan terciptanya pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism. Data Adventure Travel Trade Association juga menunjukkan, wisata minat khusus memberikan dampak langsung pada masyarakat atau destinasi. Pasalnya, penikmat wisata petualangan sekitar 67 persen pengeluarannya langsung bisa dirasakan masyarakat di daerah yang dikunjungi. 
 
Pemerintah pada 2020 menargetkan devisa pariwisata sebesar US$21 miliar dan kunjungan wisman sebanyak 17,3 juta orang. 
 
“Melalui pameran INDOFEST 2020 produk wisata minat khusus semakin terpromosikan, sehingga menarik bagi wisatawan untuk melakukan wisata peluangan atau outdoor di berbagai destinasi menarik di Tanah Air,” katanya. 
 
Sementara itu, Chief Executive Officer COS Event, Disyon Toba, sebagai penyelenggara pameran mengatakan INDOFEST 2020 merupakan salah satu acara, yang selalu dinantikan para pecinta kegiatan wisata minat khusus atau kegiatan outdoor
 
Hadir dalam acara pembukaan pameran INDOFEST 2020 tersebut antara lain mantan Menpora Hayono Isman sebagai Ketua Umum Federasi Olahraga Rekreasi Indonesia (FORMI), Kadisparekraf DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia, dan Bupati Belitung H Sahani Saleh. 
 
“Event ini sebagai ‘lebarannya’ kalangan pencinta wisata autdoor di Tanah Air. Mereka datang dari berbagai komunitas pecinta wisata alam,” kata Disyon Toba. 
 
Wisatawan menikmati wisata bawah laut di perairan Labuan Bajo, 5 Mei 2017. Bagi pecinta olahraga diving dengan dana Rp800.000 hingga Rp1.000.000 wisatawan dapat menggunakan jasa pariwisata menyelam. ANTARA FOTO
 
Disyon mengatakan, INDOFEST sebagai pameran outdoor yang telah dimulai sejak tahun 2015, banyak dikunjungi para pecinta wisata petualangan dari penjuru tanah air. 
 
Penyelenggaraan INDOFEST 2020  yang belangsung selama 4 hari (12-15 Maret 2020) menurut Disyon Toba cukup istimewa, karena bersamaan dengan digelarnya pameran INDOFISHING yang banyak diminati para pencita wisatawan mancing (fishing) dari Jakarta dan kota besar lainnya. 
 
“Kami menargetkan tahun ini mencapai 100.000 pengunjung dengan total transaksi sebesar Rp75 miliar,” kata Disyon Toba. 
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus