Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tradisi Lebaran Topat di Lombok Barat, Acara Dimulai Malam Ini

Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat Suku Sasak akan terpusat di Pantai Duduk Batulayar dekat Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

11 Juni 2019 | 18.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat yang diadakan Suku Sasak di Lombok Barat 2018. Dok. Pemda NTB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Masyarakat Susu Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat akan menggelar radisi Lebaran Topat (bahasa Sasak untuk ketupat) pada Rabu, 12 Juni 2019 atau sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi yang oleh Suku Sasak disebut juga dengan Lebaran Nine (bahasa Sasak: perempuan) ini biasanya menjadi penutup setelah menunaikan ibadah puasa sunah di bulan Syawal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Ispan Junaidi mengatakan pada hari Lebaran Topat, masyarakat akan mengunjungi sejumlah tempat yang dianggap memiliki nilai sakral. Mereka misalnya, akan berziarah ke makam orang tua, saudara, atau menggelar doa bersama untuk menghormati leluhur peletak dasar Islam di Pulau Lombok.

Ketika berziarah ke makam, masyarakat Suku Sasak biasanya melaksanakan prosesi Ngurisang atau memotong rambut bayi dan menggelar syukuran untuk khitanan anak-anak mereka. "Saat ini, tradisi itu tak hanya menjadi prosesi ritual kebudayaan, sekaligus momentum plesiran keluarga di bulan Syawal," kata Ispan Junaidi.

Di Lombok Barat, dia melanjutkan, ritual Lebaran Topat sudah masuk dalam kalender pariwisata. Sesuai tradisi, semua tempat menyelenggarakan Lebaran Topat. Di antaranya Pantai Elak-Elak Sekotong, Taman Narmada, Sesaot, dan Pantai Cemare. "Pemerintah memfasilitasi Lebaran Topat di Pantai Duduk Batulayar dekat Senggigi," ujar Ispan Junaidi.

Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat yang diadakan Suku Sasak di Lombok Barat 2018. Dok. Pemda NTB

Khusus acara Lebaran Topat di Pantai Duduk, Ispan Junaidi melanjutkan, ada beberapa prosesi adat yang harus dilakukan. Diawali dengan ziarah ke Makam Batulayar untuk berdoa, mengambil air, kemudia berdoa lagi di lokasi makam. Bagi masyarakat muslim Suku Sasak, ritual ziarah makam itu tak boleh diganggu gugat dan tak dapat diganti dengan prosesi lainnya.

Ziarah Makam Batulayar akan dipimpin oleh Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid dengan didampingi oleh tokoh agama dan tokoh adat di Lombok Barat. Sedangkan di Pantai Duduk, masyarakat bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sudah menyiapkan Topat Agung atau ketupat dalam ukuran besar yang berisi ribuan ketupat kecil yang dirangkai menjadi satu.

Ketupat Agung itu diarak mengelilingi lokasi acara kemudian diserahkan kepada bupati sebagai simbolisasi proses ruwatan. Bupati lalu mengambil ketupat pertama bersama para tokoh agama, adat, dan tokoh masyarakat lantas menjadi suguhan utama pada dulang pesaji atau makanan persembahan yang disantap oleh semua orang yang hadir. "Acara Lebaran Topat diselingi dengan seni tradisional yang akan menghibur para tamu," ucap Ispan Junaidi.

Kesenian tradisional yang akan dipentaskan pada Lebaran Topat 2019 ini adalah Bebeduk dari Dasan Montor Grimak Narmada, Zikir Saman dari group Desa Ranjok Gunung Sari, dan tari rudat dari group Desa Batu Layar, sampai tari kontemporer dari Sanggar Kesenian Tari Lombok Barat. Acara juga akan diramaikan oleh group qasidah juara pertama nasional.

Pada malam sebelum Lebaran Topat berlangsung, atau hari ini, Selasa, 11 Juni 2019, pukul 20.00 waktu setempat, akan diadakan acara Pepaosan atau memace (bahasa Sasak untuk membaca). Pada kesempatan seorang budayawan Lalu Nasib akan membaca tulisan pada daun lontar sebelum Lebaran Topat dimulai keesokan harinya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus