Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 1920-an, Braga menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh borjuis Eropa di Bandung. Kala itu, Braga dijadikan tempat hiburan, belanja, dan makan golongan elite. Sebab itu, terdapat bangunan dan restoran peninggalan kolonial yang masih bertahan hingga sekarang. Peninggalan tersebut menjadi daya tarik untuk wisatawan datang ke Braga, khususnya yang menyukai wisata sejarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa bangunan bersejarah di Braga sudah berubah fungsi, bahkan terdapat bangunan yang sebagian sudah mengalami renovasi. Bangunan De Vries, misalnya, mulanya toko serba ada dan sekarang beralih fungsi dan kepemilikan menjadi Bank OCBC NISP. Hotel Savoy Homann direnovasi tetapi tetap mempertahankan bagian depan hotel seperti aslinya. Kemudian, restoran Braga Permai yang menjadi tempat makan orang Belanda kala itu juga beberapa bagian gedung harus direnovasi.
Toko Kue dan Roti Jadul
Namun, toko roti Sumber Hidangan tetap menjaga fungsi dan bangunannya sampai saat ini. Toko yang didirikan sejak 1929 ini masih menjual berbagai macam roti dan makanan manis lain. Hanya saja, kini mereka tidak lagi menjual makanan berat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dulu, tempat ini menjadi salah satu restoran yang banyak didatangi kaum elite Belanda. Saat mulai berdiri, toko roti Sumber Hidangan dikenal dengan Het Snoephuis, yang berarti "rumah manis", milik seorang keturunan Belanda Tionghoa. Arsitektur bangunan bergaya art-deco masih dipertahankan dengan beberapa furniture zaman dulu.
Toko roti Sumber Hidangan dikenal karena memproduksi kue dan roti zaman dulu atau jadul dengan cara tradisional dengan resep turun temurun tanpa bahan pengawet. Untuk mempertahankan cita rasa, semua proses dan alat yang digunakan masih tradisional. Selain menjual roti dan kue, terdapat juga es krim dan kopi yang digiling langsung oleh pekerja toko tersebut.
Tutup Restoran Bistik
Selain kue dan rotinya yang populer, Sumber Hidangan dulunya juga merupakan restoran khas Eropa dan Indonesia. Restoran ini juga menyajikan berbagai makanan berat. Makanan yang bisa dipesan yaitu nasi goreng, bistik, sate, beef steak, hot dog, dan lainnya. Makanan paling populer di tempat ini adalah bistik.
Namun, sekitar 2017, Sumber Hidangan tidak lagi menjual makanan berat dan hanya berfokus pada penjualan roti. Salah satu pekerja di Sumber Hidangan, Wagiran, mengatakan bahwa restoran ini tidak lagi menjual makanan berat karena juru masaknya sudah meninggal. Tidak ada juru masak baru yang dinilai bisa menyamai kualitas makanannya.
“Dulunya di sini ramai orang buat makan makanan berat. Tapi sekarang sudah tutup, orang yang masaknya sudah nggak ada (meninggal),” kata Wagiran, yang telah bekerja di Sumber Hidangan selama lebih dari 50 tahun, kepada Tempo, Selasa, 7 Januari 2025.
Keputusan menutup restoran ini karena Sumber Hidangan ingin mempertahankan autentisitasnya. Mereka tidak ingin cita rasa makanan di restoran ini berubah.
Meski demikian, pengunjung masih bisa merasakan resep asli roti peninggalan Belanda. Karena disajikan macam jenis roti yang disimpan di etalase dan bisa dipilih secara langsung. Di sini pengunjung bisa memilih untuk dibawa pulang atau makan di tempat yang sudah disediakan. Toko roti Sumber Hidangan berada di Jalan Braga No. 20-22, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
NIA NUR FADILLAH