Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertunjukan kembang api di Sungai Han, Seoul, baru-baru ini menuai kontroversi. Pasalnya pertunjukan tersebut dilakukan tak lama setelah kecelakan pesawat Jeju Air, di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla, pada Minggu 29 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertunjukan kembang api itu dinilai tidak pantas di tengah suasana berkabung kecelakaan pesawat Jeju Air yang menyebabkan 179 orang tewas. “Apakah ini benar-benar waktu yang tepat untuk menyalakan kembang api saat terjadi bencana besar?” tulis pengguna media sosial dalam unggahan foto dan video pertunjukan tersebut yang diunggah melalui X.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah masa berkabung nasional. Tolong, mari kita hidup dengan sopan santun,” tulis pengguna lainnya.
“Meskipun peristiwa lain mungkin tidak bisa dihindari, bukankah kembang api harus ditunda? Kami tidak memaksakan berkabung, tapi bukankah benar setidaknya menunjukkan rasa hormat?" tulis yang lainnya.
Pertunjukan kembang api Festival Sungai Han
Dikutip dari Chosun Biz, pertunjukan kembang api tersebut merupakan bagian dari 'Festival Sungai Han 2024', khususnya 'Han River Hallyu Fireworks Cruise'. Acara ini diselenggarakan oleh Han River Future Headquarters, Pemerintah Metropolitan Seoul.
Festival tersebut dibuka untuk umumm dengan biaya reserbasi 40 ribu won (Rp439 ribu) untuk dewasa dan 25 ribu won (Rp274 ribu untuk anak-anak). Menurut situs web kota Seoul, festival ini diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada publik menyampaikan penyesalan dan harapan tahun barusambil menikmati pertunjukan kembang api yang spektakuler.
Sayangnya, penyelenggara festival tersebut dikritik karena tetap menggelar acara kembang api di hari terjadinya bencana tragis. Pemerintah Metropolitan Seoul mengklaim bahwa acara tersebut diselenggarakan oleh perusahaan swasta, dan pemerintah kota hanya memberikan izin.
Permintaan maaf penyelenggara acara
Hyundai Marine & Leisure, pihak penyelenggara, mengeluarkan permintaan maaf dalam situs resminya. Penyelenggara mengakui ada permintaan dari pemerintah setempat untuk membatalkan acara pertunjukan kembang api. “Itu terjadi sebelum pengumuman masa berkabung nasional dan situasinya terlalu mendadak, sehingga mengakibatkan dalam penilaian yang buruk,” kata penyelenggara.
Namun penyelenggara menjelaskan alasan pertunjukan kembang api tetap dilaksanakan karena bagian dari acara yang telah dikontrak dengan grup asing yang mengunjungi Korea. Penyelenggara mengaku tidak bisa membatalkan secara sepihak, karena terdapat sekitar 200 peserta terkonfirmasi, diantaranya acara undangan anak multikultural dan acara undangan rombongan bakti sosial akhir tahun.
"Tampaknya kenyataan pahit dari kesulitan industri pariwisata telah membuat sulit untuk membedakan acara mana yang tidak boleh diadakan. Kami dengan tulus meminta maaf dan menyatakan penyesalan kami karena melanjutkan acara seperti itu pada saat yang khusyuk ini dan di tengah bencana besar. Itu memang tindakan yang salah,” pernyataan Hyundari Marine & Leisure.
Pemerintah menindak tegas pertunjukan kembang api
Sementara itu, Pemerintah Metropolitan Seoul akan menerapkan tindakan tegas berupa penghentian operasional selama enam bulan bagi perusahaan yang menggelar pertunjukan kembang api di Sungai Han. Meskipun ada permintaan dari pemerintah kota untuk membatalkan acara tersebut untuk menghormati korban kecelakaan Jeju Air.
“Kami telah memutuskan untuk menerapkan tindakan tegas terhadap Hyundai Cruise, yang dilanjutkan dengan pertunjukan kembang api di kapal pesiar di Sungai Han," pernyataan Pemerintah Metropolitan Seoul, dikutip dari Korea Herald.
Pemerintah kota telah meminta perusahaan tersebut untuk membatalkan acara kembang api sekitar pukul 14:40 pada hari Minggu, 29 Desember 2024. Namun Hyundai Cruise tetap mengadakan pertunjukan kembang api pada pukul 18:30, dengan alasan kesulitan dalam membatalkan acara yang telah dipesan sebelumnya.