Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

6 Fakta Kembang Api, Diciptakan Orang Tiongkok Hingga Berpotensi Sebabkan Kanker Paru-paru

Berawal dari Tiongkok, kembang api mendunia terutama saat perayaan tahun baru

20 Desember 2023 | 14.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tak lama lagi, seluruh dunia akan merayakan pergantian tahun. Momen ini kerap dimaknai sebagai harapan baru untuk tahun yang akan datang. Perayaan tahun baru identik dengan kembang api hingga petasan. Bahkan kembang api dijadikan penanda pergantian tahun.

Selain menjadi simbol perayaan tahun baru, kembang api juga memiliki fakta menarik lainnya. Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa fakta kembang api:

1. Berawal orang Tiongkok

Kembang api berawal dari orang Tiongkok kuno, tepatnya di Liuyang yang sudah menciptakan petasan pada abad kedua sebelum masehi. Dikutip dari americanpyro.com, masyarakat Tiongkok saat itu membuat petasan dari bambu yang telah dipanaskan. Bambu itu akan meledak dengan keras karena kantong udara pada bambu terlalu panas. Ledakan ini dipercaya mampu mengusir roh jahat.

2. Diciptakan pada 800 M 

Kembang api diciptakan oleh ahli kimia Tiongkok pada 800 Masehi. Mereka mencampurkan kalium nitrat, sulfur, dan arang untuk menghasilkan bubuk hitam kasar, bentuk bubuk mesiu pertama. Bubuk ini kemudian dimasukkan ke tabung kertas serta dilengkapi sumbu yang terbuat dari kertas tisu, ayalnya membuat petasan. Orang Tiongkok menggunakan kembang api untuk merayakan peristiwa tertentu, seperti kelahiran, pernikahan, kematian, hari raya, dan penobatan.  

3. Digunakan untuk festival di Eropa

Pada abad ke-13 kembang api masuk ke Eropa melalui diplomat, penjelajah dan misionaris Fransiskan. Setelahnya, kembang api digunakan secara luas untuk festival keagamaan dan hiburan umum. Bahkan para penguasa Eropa sangat menyukai penggunaan kembang api untuk menghibur rakyatnya dan menerangi istana pada acara kerajaan. Begitu juga Amerika yang menggunakan kembang api sepanjang tahun untuk hari libur nasional, acara olahraga, dan acara multikultural lainnya.

4. Dijadikan pertunjukkan kerajaan

Pada abad pertengahan, para penguasa Inggris menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya. Pertunjukan kembang api kerajaan pertama diperkirakan terjadi pada hari pernikahan raja Inggris, Henry VII pada 1486. Selain itu, Kaisar Rusia pertama yang dijuluki Czar Peter the Great of Russia mengadakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk menandai kelahiran putranya.

5. Kembang api sebanyak 8 ton di Sydney, Australia

Pada malam tahun baru 2018, Australia menggunakan delapan ton kembang api di Sydeney untuk merayakan pergantian tahun. Langit di kota Sydney dihujani sekitar 13 ribu kembang api jenis shell dan 30 ribu tembakan kembang api jenis komet. Puluhan ribu kembang api itu ditembakkan ke udara dari 175 lokasi di kawasan Sydney Harbour.

6. Menyebabkan penyakit paru-paru

Meskipun ditembakkan ke atas langit, kembang api juga dapat berdampak pada manusia. World Health Organization (WHO) menyebutkan, partikel halus berdiameter kurang 2,5 mikrometer atau disebut "PM2.5" dari letupan kembang api dapat menembus lapisan pelindung paru-paru dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Paparan kronis pada PM2.5 mampu menimbulkan penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan hingga kanker paru-paru.

KHUMAR MAHENDRA | MOH KHORY ALFARIZI

Pilihan Editor: 5 Jenis Kembang Api yang Direkomendasikan untuk Perayaan Tahun Baru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus